My Menus

Apr 1, 2015

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat

 MAKALAH FILSAFAT
"PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT"


 DI SUSUN OLEH:
SAMSUL BAHRI
20700113033



JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang 
Banyak sekali orang yang tidak mengetahui apa itu filsafat, baik orang yang hidupnya di lingkungan pendidikan, maupun yang jauh dari pendidikan, seperti di pedesaan maupun di perkotaan. Padahal mereka sadari sebenarnya mereka dekat dengan filsafat dan mereka juga pernah berfilsafat. Dalam menjalani kehidupan ini kita sering mengandalkan filsafat, tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa yang kita lakukan itu merupakan sebuah filsafat.

Kita sering merenung, berfikir apa yang hendak kita capai dan kita raih apabila kita lulus kuliah nanti, dalam perenungan itu kita banyak sekali muncul pertanyaan-pertanyaan dan pilihan-pilihan sebagai alternatif  jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul, begitu pula untuk hal-hal yang lain yang didalamnya memerlukan pemikiran-pemikiran secara mendalam. Apabila kita terus mencari dan terus mencari jawaban dari pertanyaan tadi dengan berbagai metode sampai kiranya kita dapat menemukan kebenaran, maka akan lahir sebuah pengetahuan bagi kita. Begitu pula dengan pendidikan, yang melatar belakangi pendidikan adalah ide-ide yang lahir dari filsafat yang tentu saja semua itu perlu proses untuk menemukannya. Dari gambaran sederhana tersebut dapat kita ketahui bahwa filsafat itu merupakan tindakan memikirkan, merenungkan segala sesuatu secara mendalam sampai keakar-akarnya.

Segala sesuatu yang kita kenal selama ini tidaklah lahir begitu saja, nama suatu benda, hewan, manusia, dan lain-lain saja mengandung filsafat dibaliknya. Termasuk pula segala ilmu pengetahuan yang jumlahnya mungkin susah untuk dihitung yang bertebaran dimuka bumi ini lahir dari sebuah proses panjang yang dinamakan filsafat.

Semua itu mendorong manusia untuk memikirkan kembali pengertian tentang kebenaran. Sebab setiap terjadi perubahan dalam peradaban akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang berlaku, karena antara perubahan peradaban dengan cara berfikir manusia terdapat hubungan timbal balik.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.Apa pengertian filsafat tersebut?
2.Apa pengertian filsafat pendidikan?
3.Bagaimana ruang lingkup filsafat?
4.Bagaimana hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan?
5.Bagaimana hubungan filsafat dengan fakultas tarbiyah?

C.Tujuan                                                                                                           
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui pengertian filsafat tersebut.
2.Untuk mengetahui filsafat pendidikan
3.Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat.
4.Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
5.Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan fakultas tarbiyah.

D.Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang pengertian filsafat tersebut.
2.Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk bisa mengetahui cabang-cabang filsafat dan aliran-aliran dalam filsafat.
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Filsafat dan Definisi Filsafat 
Secara epistimologis, istilah “filsafat”, yang merupakan padanan kata falsafah (bahasa arab) dan philosophy (Bahasa inggris) berasal dari bahasa yunani (Philosophia). Kata Philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata philos dan sophia. Kata philos berarti kekasih, bisa juga berarti sahabat. Adapun sophia berarti kebijaksanaan atau kearifan, bisa juga berarti pengetahuan. Jadi, secara harfiah Philosophia berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Oleh karena istilah Philosophia telah di-indonesiakan menjadi “filsafat”, seyogyanya ajektivanya ialah "filsafati" dan bukan “filosofis”. Apabila mengacu kepada orangnya, kata yang tepat digunakan ialah “filsuf” dan bukan “filosof“. Kecuali bila digunakan kata “filosofi” dan bukan “filsafat”, maka ajektivanya yang tepat ialah "filosofis". sedangkan yang rnengacu kepada orangnya ialah kata “filosof”.1
 

Menurut tradisi kuno, istilah Philosophia digunakan pertama kali oleh Pythagoras (sekitar abad ke-6 SM). Ketika diajukan pertanyaan apakah ia seorang yang bijaksana, dengan rendah hati Pythagoras menjawab bahwa ia hanyalah “phiilosophos”, yakni orang yang mencinrai pengetahuan. Akan tetapi, kebenaran kisah itu sangat diragukan karena pribadi dan kegiatan Pythagoras telah bercampur dengan berbagai legenda: bahkan, tahun kelahiran dan kematiannya pun tak diketahui dengan pasti. Yang jelas, pada masa Sokrates dan Plato. istilah Philosophia dan phiilosophos sudah cukup populer.2
 

Untuk memahami apa sebenarnya filsatat itu, tentu saja tidak cukup hanya mengetahui asal usul dan arti istilah yang digunakan, melainkan juga harus memperhatikan konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut pemahaman mereka masing-masing. Perlu pula dikatakan bahwa konsep dan definisi diberikan oleh para filsuf itu tidak sama. Bahkan, dapat dikatakan bahwa setiap filsuf memiliki konsep dan membuat definisi yang berbeda dengan filsuf lainnya. Karena itu, ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan definisi filsafat adalah sebanyak jumlah filsuf itu sendiri.4
 

Berikut ini, akan diketengahkan beberapa konsep dan definisi yang kiranya memadai untuk memberi gambaran lebih jelas tentang apakah filsafat itu.5 
Para filsuf pra-Sokratik mempertanyakan tentang awal atau asal mula alam dan berusaha menjawabnya dengan menggunakan logos atau rasio tanpa meminta bantuan (mitos). Oleh sebab itu, bagi mereka, filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas ada dengan mengandalkan akal budi.
Plato memiliki berbagai gagasan tentang tilsafat. Antara lain, Plato pernah
mengatakan bahwa filsafat adalah “ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni”. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
 

Aristoteles (murid Plato) juga rnemiliki beberapa gagasan mengenai filsafat. Antara lain, ia mengatakan bahwa filsafat adalah “ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas ada”. Ia pun mengatakan bahwa filsatat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari "peri ada selaku peri ada" (being as being) atau "peri ada sebagaimana adanya" (being us such).
Rene Descartes, filsuf Prancis yang termasyhur dengan argumen je pense, donc je suis, atau dalam bahasa Latin cogito ergo sum  (“aku berpikir maka aku ada”). mengatakan bahwa filsalat adalah “himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia”.
 

Bagi William James, filsuf Amerika yang terkenal sebagai tokoh pragmatisme dan pluralisme, filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang. R.F. Beerling, yang pernah menjadi guru besar filsafat di Universitas lndonesia, dalam bukunya Filsafat Dewasa Ini mengatakan bahwa filsafat "memajukan pertanyaan tentang kenyataan seluruhnya atau tentang hakikat, asas, prinsip dari kenyataan". Beerling juga mengatakan bahwa filsafat adalah suatu usaha untuk mencapai radix, atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pemgetahuan tentang diri sendiri.7
 

Konsep atau gagasan dan definisi filsafat yang begitu banyak tidak perlu membingungkan, bahkan sebaliknya justru menunjukkan betapa luasnya samudera filsafat itu sehingga tidak terbatasi oleh sejumlah batasan yang akan mempersempit ruang gerak filsafat. Perbedaarr-perbedaan itu sendiri merupakan suatu keharusan bagi filsafat sebab kesamaan dan kesatuan pemikiran serta pandangan justru akan mematikan dan menguburkan filsafat untuk selama-lamanya.8
 
B.Pengertian Filsafat Pendidikan 
Dalam arti yang sangat luas, dapatlah dikatakan bahwa filsafat pendidikan ialah pemikiran-pemikiran filsafati tentang pendidikan. Ada yang mengatakan bahwa lilsafat pendidikan ialah filsafat tentang proses pendidikan, dan ada pula yang mengatakan bahwa filsafat pendidikan ialah filsafat tentang disiplin ilmu pendidikan (the philosophy of the discipline of education). Filsafat tentang proses pendidikan bersangkut-paut dengan cita-cita, bentuk, metode, atau hasil dari proses pendidikan. Adapun filsafat tentang disiplin ilmu pendidikan bersifat metadisipliner, dalam arti bersangkut paut dengan konsep-konsep, ide-ide, dan metode-metode disiplin ilmu pendidikan. Secara historis, filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh para filsuf, seperti Aristoteles, Augustinus, dan Locke, adalah filsafat tentang proses pendidikan sebagai bagian dari sistem filsafat mereka dalam konteks teori-teori etika, politik, epistemologi, dan metafisika yang mereka anut. Adapun filsafat pendidikan yang dikembangkan akhir-akhir ini, oleh pengaruh filsafat analitik, merupakan filsafat tentang disiplin ilmu pendidikan dalam konteks dasar-dasar pendidikan ( foundations of education) yang dihubungkan dengan bagian-bagian lain dalam disiplin ilmu pendidikan, yaitu sejarah pendidikan, psikologi pendidikan, dan sosiologi pendidikan.9

Ada beberapa aliran filsafat yang begitu mempengaruhi perkembangan filsafat pendidikan sampai saat ini.  
Beberapa aliran yang sangat penting akan dibicarakan secara singkat berikut ini.10
Filsafat analitik tidak mengetengahkan dan membahas proposisi-proposisi substantif ataupun persoalan-persoalan faktual dan normatif tentang pendidikan. Filsafat pendidikan analitik menganalisis sefta menguraikan istilah-istilah dan konsep-konsep pendidikan seperti pengajaran (teaching), kemampuan (ability), pendidikan (education). dan sebagainya, serta mengecam dan mengklarifikasi berbagai slogan pendidikan seperti "ajarlah anak-anak dan bukan mata pelajaran" (teach childrent, not subjects). Alat-alat yang digunakan oleh filsafat analitik untuk melaksanakan tugasnya adalah logika dan linguistik serta teknik-teknik analisis yang berbeda antara seorang filsuf dan filsuf lain.
 

Progresivisme berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada anak didik, melainkan melatih kemampuan dan keterampilan berpikir dengan memberi rangsangan yang tepat. John Dewey (tokoh pragmatis-me), yang temasuk dalam golongan progresivisme, menyatakan bahwa sekolah adalah institusi sosial dan pendidikan itu sendiri adalah suatu proses sosial. Selanjutnya, pendidikan adalah proses kehidupan (process of living), bukan sebagai persiapan untuk masa depan. Pendidikan adalah proses kehidupan itu sendiri, maka kebutuhan individual anak didik harus lebih diutamakan, bukan subject-oriented.
 

Eksistensialisme menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial mereka melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka. Para pendidik eksistensialis akan mengukur hasil pendidikan bukan semata-mata pada apa yang telah dipelajari dan diketahui oleh si anak didik, tetapi yang lebih penting ialah apa yang mampu mereka ketahui dan alami. Para pendidik eksistensialis menolak pendidikan dengan sistem indoktrinasi. Rekonstruksionisme terutama merupakan reformasi sosial yang menghendaki renaisans sivilisasi modem. Parapendidik rekonstruksionalis melihat bahwa pendidikan dan reformasi sosial itu sesungguhnya sama. Mereka memandang kurikulum sebagai “problern-contered”.

C.Ruang Lingkup Filsafat 
Filsafat merupakan sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang baisanya diterima secara kritis atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap terhadap kepercayaan da sikap yang sangat kita junjung tinggi. Adapun menurut pendapat para ahli tentang ruang lingku filsafat:11
1.Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2.Tentang ada dan tidak ada.
3.Tentang alam, dunia dan seisinya.
4.Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
5.Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
6.Tuhan tidak dikecualikan.
 

Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat luat. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Jadi obyek filsafat itu tidak terbatas. Objek pemikiran filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan mausia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga objek pemikiran filsafat pendidikan.12

D.Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan filosofis yang menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusa serta masyarakat terutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn dianus bangsa Indonesia dilandasi oleh fislafat yagn dianus bangsa Indonesia yaitu Pancasila.Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari egama sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.13
 

Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka dikupaslan antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan danperkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :14
1.Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2.Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam.
3.Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya.
4.Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.
 

Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pda masalah pendiidkan pad aumumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurikulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutam adalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengjuian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.15
 

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu ayng pad ahakekantya jawab dari pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.16

E.Hubungan Filsafat dengan Filsafat Fakultas Tarbiyah
Filsafat pendidikan merupakan salah satu ilmu terapan, adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru khususnya.17
Fakultas tarbiyah adalah merupakan bagian dari lembaga pendidikan, filsafat yang menjadi landasan pendidikannya adalah ajaran islam. Dengan demikian filsafat pendidikan islam merupakan landasan pokok dari program fakultas tarbiyah, dikarenakan secara realita fakultas tarbiyah adalah suatu lembaga pendidikan yang dinafasi oleh ajaran islam.18

Karena fungsi filsafat sangat penting dalam pendiddikan , maka fakultas tarbiyah sebagai fakultas yang mencetak atau memproduksi calon pendidik, maka dalam fakultas tarbiyah mata kuliah filsafat pendidikan merupakan MKDK ( Mata Kuliah Dasar Khusus ) yang wajib diikuti oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah. Sesuai dengan namanya tarbiyah yang berarti pendidikan. Sebagai pendidik, meraka diharapkan dapat membantu dalam memecahkan problema-problema yang ada dalam pendidikan islam.19

Fakultas Tarbiyah pada dasarnya mengembangkan pendidikan Agama Islam yang bertujuan:20a)Membentuk manusia muslim Indonesia yang berciri intelektualitas di tengah-tengah kehidupan yang sejahtera yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang mempunyai integritas kejujuran dan intelektual serta keahlian dalam satu atau lebih dalam ilmu Tarbiyah.
b)Menghasilkan ahli pendidikan yang sesuai dengan profesionalitas yang mampu berpikir inovatif dalam mengembangkan pendidikan keilmuan di bidang pendidikan Islam dan Pendidikan umum, serta mampu menerapkan pengembangannya serta mengkomunikasikan ide-ide dan nilai-nilai pendidikan nasional dalam menghadapi perubahan social dan memimpin modernisasi.
Fakultas tarbiyah yang berkecimpung dalam masalah kependidikan dengan problema-problemanya, maka keberadaan filsafat pendidikan tidak bisa diabaikan dan karenanya sangat perlu dipelajari dan diperdalami. Menurut Woodsidge dalam Barnadib (1994:16) mempelajari dan memperdalam filsafat pendidikan khususnya bagi mereka yang bergelut dengan ilmu pengetahuan dan keguruan, yang mempunyai bebrapa alasan:21
Munculnya problem pendidikan dari masa ke masa yang menjadi perhatian para ahli (experts) masing masing. Pendidikan merupakan uasaha manusia meningkatkan kesejateraaan lahir dan batin suatu bangsa dan masyarakat. Buah pikiran seorang ahli yang bercorak dan bergagasan berlandaskan filsafat seringkali mempengaruhi aihli piker yang lain.22
a)dengan mempelajari filsafat pendidikan akan memiliki wawasan yang luas dan didapat secara eksperimental dan empiric. Karenanya filsafat pendidikan merupakan bekal dalam meninjau pendidikan problemanya secara kritis.
b)memepelajari filsafat juga mempengaruhi tuntutan intelektual dan akademik hal dikarenakan filsafat meletakkan landasan berfikir logis, sistematis, kritis dan teratur, karenanya berfilsafat pendidikan diharapkan memenuhi kemamapuan semacam itu sehingga berpengaruh pada pembentikan pribadi. Pendidik yang baik, dan dengan mempelajarinya akan memiliki sikap optimisme dan motivasi serta menggembirakan.
Hubungan filsafat pendidikan dengan program fakultas tarbiyah merupakan hubungan yang sangat erat dan mempunyai nilai relevansi yang tnggi. Hal ini disebabkan keberadaan filsafat pendidikan akan membantu memecahkan persoalan pendidikan islam dan dapat memebentuk kepribadian pendidik, anak didik atau calon pendidik dan semua yang terlibat dalam dunia pendidikan, sehingga nalurinya diharapkan tercipta manusia yang beriman, bertaqwa dan berbudi luhur serta berketermpilan memang dapat terwujud, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.23

BAB III
PENUTUP 
A.Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.Filsafat adalah ilmu yang menggambarkan usaha manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran atau kenyataan baik yang mengenai diri sendiri maupun segala sesuatu yang dijadikan objeknya.
2.Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi-potensi bawaan manusia, memberi sifat dan kecakapan, sesuai dengan tujuan pendidikan.
3.Ruang lingkup filsafat yaitu: Merumuskan secara tegas sifat hakiki pendidikan, dan hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan.
4.Hubungan antara filsafat, pendidikan dan manusia secara singkat adalah sebagai berikut; filsafat digunakan untuk mencari hakekat manusia, sehingga diketahui apa saja yang ada dalam diri manusia. Hasil kajian dalam filsafat tersebut oleh pendidikan dikembangkan dan dijadikannya (potensi) nyata berdasarkan esensi keberadaan manusia.
5.Hubungan filsafat pendidikan dengan program fakultas tarbiyah merupakan hubungan yang sangat erat dan mempunyai nilai relevansi yang tnggi.

DAFTAR PUSTAKA
file:///H:/Document/pengertian-filsafat-dan-hubungan.html
Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat (Yokyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 82
R.F. Berling, Filsafat Dewasa Ini (Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1966),
Suriasumantri, S. Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996),

No comments:

Post a Comment