PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DI SUSUN OLEH:
SAMSUL BAHRI
20700113033
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2014
1.Pengertian Uswatun Hasanah
Keteladanan berasal dari kata dasar “teladan” yang berarti sesuatu atau perbuatan yang patut ditiru atau dicontoh. Dalam bahasa Arab diistilahkan dengan “uswatun hasanah” yang berarti cara hidup yang diridlai oleh Allah SWT. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dan telah dilakukan pula oleh nabi Ibrahim dan para pengikutnya. Jadi yang dimaksud dengan keteladanan dalam pengertiannya sebagai uswatun hasanah adalah suatu cara mendidik, membimbing dengan menggunakan contoh yang baik yang diridloi Allah SWT sebagaimana yang tercermin dari prilaku Rasulullah dalam bermasyarakat dan bernegara.
6.Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. dan barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al-Mumtahanah: 6)
2.Urgensi metode keteladanan (uswatun hasanah)
Keteladanan berasal dari kata dasar “teladan” yang berarti sesuatu atau perbuatan yang patut ditiru atau dicontoh. Dalam bahasa Arab diistilahkan dengan “uswatun hasanah” yang berarti cara hidup yang diridlai oleh Allah SWT. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dan telah dilakukan pula oleh nabi Ibrahim dan para pengikutnya. Jadi yang dimaksud dengan keteladanan dalam pengertiannya sebagai uswatun hasanah adalah suatu cara mendidik, membimbing dengan menggunakan contoh yang baik yang diridloi Allah SWT sebagaimana yang tercermin dari prilaku Rasulullah dalam bermasyarakat dan bernegara.
6.Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. dan barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al-Mumtahanah: 6)
2.Urgensi metode keteladanan (uswatun hasanah)
Dakwah dengan uswatun hasanah adalah dakwah dengan memberikan contoh yang baik melalui perbuatan nyata yang sesuai dengan kode etik dakwah. Bahkan uswatun hasanah adalah salah satu kunci sukses dakwah Rasulullah, salah satu bukti adalah bahwa pertama kali tiba di madinah, yang dilakukan Nabi adalah membangun masjid Quba dan menyatukan kaum anshar dan muhajirin dalam ukhuwah islamiyah.
Efektifitas uswatun hasanah sebagai metode dengan maksud agar mad’u dapat meresap dengan mudah dan cepat serta merealisasikan seruan dakwah, maka seorang da’I harus memperhatikan cara-cara sebagai berikut:
a.Keteladanan (al-Uswah wa al-Qudwah), sebelum menyuruh kepada mad’u untuk melakukan suatu perbuatan, da’I harus memberi contoh bagaimana melakukannya.
b.Menyampaikan kisah-kisah bijak, kisah atau cerita yang baik umumnya cepat ditangkap oleh manusia bahkan meresap kedalam jiwa. Adanya kisah-kisah itu dimaksudkan sebagai ‘ibrah untuk menggugah orang agar mau bersyukur atas nikmat Allah, mengakui adanya Khaliq serta berbuat baik kepada sesama.
c.Melihat sifat-sifat orang terpuji, cara ini dimaksudkan agar mad’u mau mencontoh mereka, misalnya sifat-sifat orang mukmin yang dijabarkan di dalam Al-Qur’an.
3.Kelebihan dan kekurangan metode keteladanan (uswatun hasanah)
Pada hakekatnya kelebihan dan kelemahan metode keteladanan (uswah hasanah) tidak bisa dilihat secara kongkrit. Namun secara abstrak dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a.Kelebihan
Di antara kelebihan metode keteladanan adalah:
1)Akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya di sekolah.
Seorang guru tidak hanya memberikan pelajaran di kelas saja. Kadang ia harus memberikan pendidikan di luar sekolah. Bentuk pendidikan yang diajarkan dan dipraktekkan adalah pendidikan prilaku keberagamaan seperti menanamkan akidah, tata cara beribadah, budi pekerti (akhlak) ataupun pendidikan lainnya. Dengan memberi contoh keteladanan akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya di sekolah.
2)Akan memudahkan guru dalam mengevaluasi hasil belajar anak didik.
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan seorang guru kepada anak didiknya untuk mendapatkan data sejauh mana keberhasilan mereka dalam belajar. Guru akan mudah melakukan evaluasi tergadap materi pelajaran yang ia berikan kepada anak didiknya jika ia memahami dan menguasai materi yang ia berikan. Jika seorang guru tidak menguasai materi pelajaran yang ia berikan maka ia akan kesulitan dalam mengevaluasi keberhasilan terhadap materi-materi pelajaran yang ia berikan kepada anak didik.
3)Agar tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik.
Seorang pendidik harus memberikan contoh dalam bentuk prilaku yang sesuai dengan ajaran agama sebagaimana yang ia ajarkan di kelas. Pendidikan dengan cara memberikan keteladanan kepada anak didiknya diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dalam jiwa anak sehingga akan tercipta jiwa yang bertaqwa dan berilmu pengetahuan.
4)Bila keteladanan dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat baik, maka akan tercipta situasi yang baik.
Lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat merupakan sebuah elemen terpenting dalam membentuk watak dan kepribadian anak didik. Sekolah tidak akan berhasil mencetak anak yang berbudi luhur jika dalam keluarga tidak terdapat pendidikan yang baik.
5)Keteladanan seorang pendidik akan tercipta hubungan harmonis antara guru dan siswa.
Guru adalah mitra anak didik dalam proses belajar mengajar. Selain itu guru merupakan orang yang dihormati dan dianggap memiliki kelebihan dari mereka. Keteladanan akan sifat kasih sayang seorang pendidik akan menciptakan rasa empati dan tumbuh sikap menghormati sehingga timbul keharmonisan dalam berinteraksi antara murid dan guru.
6)Secara tidak langsung guru dapat menciptakan ilmu yang diajarkannya.
Keteladanan adalah sebuah metode pendidikan yang bukan sekedar konsep belaka. Namun keteladanan merupakan sebuah aplikasi dari penerapan ilmu yang diajarkan seorang guru kepada anak didiknya. Dengan memberi contoh dalam berprilaku yang baik dengan sendirinya akan mempengaruhi anak didik untuk meniru terhadap apa yang guru lakukan tanpa harus disuruh.
7)Mendorong guru untuk selalu berbuat baik karena akan dicontoh siswanya.
Guru merupakan tempat rujukan segala macam ilmu. Untuk itu guru harus memiliki kridebelitas sebagai guru.Yakni seorang guru harus memiliki sifat yang terpuji yang patut untuk ditiru dan memiliki keilmuan yang mantap. Guru dalam pandangan masyarakat merupakan bapak yang patut menjadi contoh dalam kehidupan.
b.Kelemahan
Adapun kelemahan dari metode keteladanan adalah :
1)Orang tua maupun guru merupakan orang yang diidolakan oleh seorang anak.
Untuk itu mereka harus memiliki sifat yang baik. Namun jika mereka memiliki sifat yang tercela akan membentuk karakter anak menjadi orang yang perkepribadian jelek. Anak akan mudah meniru perbuatan jelek yang dilakukan oleh gurunya dari pada meniru perbuatan yang baik, untuk itu seorang guru tidak boleh berlaku buruk atau melanggar syariat. Jika seorang guru tidak lagi mememiliki sifat yang baik maka akan menciptakan karakter anak didik menjadi anak yang jahat. Jika figur yang dicontoh tidak baik, maka mereka cenderung untuk mengikuti tidak baik.
2)Jika seorang guru hanya memberikan pelajaran di dalam kelas dan tidak mempraktekkan apa yang ia ajarkan dalam prilaku seharihariannya tentu akan mengurangi rasa empati murid padanya.
Bahkan seorang tidak lagi akan menaruh rasa hormat jika guru atau pendidik tidak lagi memlaksanakan apa yang ia katakan kepada anak didiknya. Bila hal tersebut dilakukan akan menimbulkan verbalisme yakni anak mengenal kata-kata tetapi tidak menghayati dan mengamalkan isinya.
Efektifitas uswatun hasanah sebagai metode dengan maksud agar mad’u dapat meresap dengan mudah dan cepat serta merealisasikan seruan dakwah, maka seorang da’I harus memperhatikan cara-cara sebagai berikut:
a.Keteladanan (al-Uswah wa al-Qudwah), sebelum menyuruh kepada mad’u untuk melakukan suatu perbuatan, da’I harus memberi contoh bagaimana melakukannya.
b.Menyampaikan kisah-kisah bijak, kisah atau cerita yang baik umumnya cepat ditangkap oleh manusia bahkan meresap kedalam jiwa. Adanya kisah-kisah itu dimaksudkan sebagai ‘ibrah untuk menggugah orang agar mau bersyukur atas nikmat Allah, mengakui adanya Khaliq serta berbuat baik kepada sesama.
c.Melihat sifat-sifat orang terpuji, cara ini dimaksudkan agar mad’u mau mencontoh mereka, misalnya sifat-sifat orang mukmin yang dijabarkan di dalam Al-Qur’an.
3.Kelebihan dan kekurangan metode keteladanan (uswatun hasanah)
Pada hakekatnya kelebihan dan kelemahan metode keteladanan (uswah hasanah) tidak bisa dilihat secara kongkrit. Namun secara abstrak dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a.Kelebihan
Di antara kelebihan metode keteladanan adalah:
1)Akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya di sekolah.
Seorang guru tidak hanya memberikan pelajaran di kelas saja. Kadang ia harus memberikan pendidikan di luar sekolah. Bentuk pendidikan yang diajarkan dan dipraktekkan adalah pendidikan prilaku keberagamaan seperti menanamkan akidah, tata cara beribadah, budi pekerti (akhlak) ataupun pendidikan lainnya. Dengan memberi contoh keteladanan akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya di sekolah.
2)Akan memudahkan guru dalam mengevaluasi hasil belajar anak didik.
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan seorang guru kepada anak didiknya untuk mendapatkan data sejauh mana keberhasilan mereka dalam belajar. Guru akan mudah melakukan evaluasi tergadap materi pelajaran yang ia berikan kepada anak didiknya jika ia memahami dan menguasai materi yang ia berikan. Jika seorang guru tidak menguasai materi pelajaran yang ia berikan maka ia akan kesulitan dalam mengevaluasi keberhasilan terhadap materi-materi pelajaran yang ia berikan kepada anak didik.
3)Agar tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik.
Seorang pendidik harus memberikan contoh dalam bentuk prilaku yang sesuai dengan ajaran agama sebagaimana yang ia ajarkan di kelas. Pendidikan dengan cara memberikan keteladanan kepada anak didiknya diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dalam jiwa anak sehingga akan tercipta jiwa yang bertaqwa dan berilmu pengetahuan.
4)Bila keteladanan dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat baik, maka akan tercipta situasi yang baik.
Lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat merupakan sebuah elemen terpenting dalam membentuk watak dan kepribadian anak didik. Sekolah tidak akan berhasil mencetak anak yang berbudi luhur jika dalam keluarga tidak terdapat pendidikan yang baik.
5)Keteladanan seorang pendidik akan tercipta hubungan harmonis antara guru dan siswa.
Guru adalah mitra anak didik dalam proses belajar mengajar. Selain itu guru merupakan orang yang dihormati dan dianggap memiliki kelebihan dari mereka. Keteladanan akan sifat kasih sayang seorang pendidik akan menciptakan rasa empati dan tumbuh sikap menghormati sehingga timbul keharmonisan dalam berinteraksi antara murid dan guru.
6)Secara tidak langsung guru dapat menciptakan ilmu yang diajarkannya.
Keteladanan adalah sebuah metode pendidikan yang bukan sekedar konsep belaka. Namun keteladanan merupakan sebuah aplikasi dari penerapan ilmu yang diajarkan seorang guru kepada anak didiknya. Dengan memberi contoh dalam berprilaku yang baik dengan sendirinya akan mempengaruhi anak didik untuk meniru terhadap apa yang guru lakukan tanpa harus disuruh.
7)Mendorong guru untuk selalu berbuat baik karena akan dicontoh siswanya.
Guru merupakan tempat rujukan segala macam ilmu. Untuk itu guru harus memiliki kridebelitas sebagai guru.Yakni seorang guru harus memiliki sifat yang terpuji yang patut untuk ditiru dan memiliki keilmuan yang mantap. Guru dalam pandangan masyarakat merupakan bapak yang patut menjadi contoh dalam kehidupan.
b.Kelemahan
Adapun kelemahan dari metode keteladanan adalah :
1)Orang tua maupun guru merupakan orang yang diidolakan oleh seorang anak.
Untuk itu mereka harus memiliki sifat yang baik. Namun jika mereka memiliki sifat yang tercela akan membentuk karakter anak menjadi orang yang perkepribadian jelek. Anak akan mudah meniru perbuatan jelek yang dilakukan oleh gurunya dari pada meniru perbuatan yang baik, untuk itu seorang guru tidak boleh berlaku buruk atau melanggar syariat. Jika seorang guru tidak lagi mememiliki sifat yang baik maka akan menciptakan karakter anak didik menjadi anak yang jahat. Jika figur yang dicontoh tidak baik, maka mereka cenderung untuk mengikuti tidak baik.
2)Jika seorang guru hanya memberikan pelajaran di dalam kelas dan tidak mempraktekkan apa yang ia ajarkan dalam prilaku seharihariannya tentu akan mengurangi rasa empati murid padanya.
Bahkan seorang tidak lagi akan menaruh rasa hormat jika guru atau pendidik tidak lagi memlaksanakan apa yang ia katakan kepada anak didiknya. Bila hal tersebut dilakukan akan menimbulkan verbalisme yakni anak mengenal kata-kata tetapi tidak menghayati dan mengamalkan isinya.
Alhamdulillah, demikian materi mengenai Teori Pendidikan Islam Model Uswatun Hasanah.
No comments:
Post a Comment