MAKALAH ILMU AL-QUR`AN
"SURAH MAKKIYAH DAN MADANIYAH"
DI SUSUN OLEH:
SAMSUL BAHRI
20700113033
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang"SURAH MAKKIYAH DAN MADANIYAH"
DI SUSUN OLEH:
SAMSUL BAHRI
20700113033
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2014
PENDAHULUAN
Di dalam Al-Quran terdapat dua terminologi, yaitu fase makkiyah dan fase madaniyah, dimana keduanya memiliki perbedaan kandungan isi. Umumnya Surah-surah yang tertata rapih di dalam Al-quran berkaitan dengan kedua terminologi tersebut. Melalui makalah ini kami akan menganalisis kedua fase tersebut untuk menambah wawasan kita sebagai umat muslim.
Sementara itu untuk mengetahui manakah ayat dan surat pada Al-Quran yang tergolong Makkiyah ataupun Madaniyah tidaklah mudah. Diperlukan penyaksian langsung tentang proses pewahyuannya. Maka salah satunya jalan ialah memahami ayat-ayat mana saja yang tergolong Makkiyah atau Madaniyah, kecuali riwayat dari para sahabat Rasul. Karena merekalah yang mengikuti perjalanan hidup Rasulullah Saw. baik di Mekah maupun di Madinah
B.Rumusan Masalah
1.Apakah pengertian dari Makkiyah dan Madaniyah?
2.Bagaimana klasifikasi ayat-ayat dan surat-surat Al-Quran ?
3.Apakah ciri-ciri khas dari Makkiyah dan Madaniyah?
4.Apakah kegunaan mempelajari Makkiyah dan Madaniyah?
C.Tujuan Penulisan
1.Memahami pengertian ayat atau surat Makkiyah dan Madaniyah.
2.Mengetahui klasifikasi ayat atau surat dalam hubungannya dengan Makkiyah dan Madaniyah.
3.Mengetahui ciri-ciri khas Makkiyah dan Madaniyah.
4.Mengetahui kegunaan mempelajari Makkiyah dan Madaniyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Makkiyah dan MadaniyahPEMBAHASAN
Studi tentang ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyah sesungguhnya tidak lebih dari memahami pengelompokan ayat-ayat Al-Quran berdasarkan waktu dan tempat turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat Al-Quran. Dalam hubungan ini, para sarjana muslim mendefinisikan terminologi Makkiyah dan Madaniyah. Keempat prespektif itu adalah sebagai berikut:
1.Prespektif Masa Turun (Zaman an-nuzul)
“Makkiyyah ialah ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah, sekalipun turunnya di luar Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah, sekalipun turunnya di Mekkah”.
Menurut prespektif ini bahwa Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekkah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut Madaniyah walaupun turun di Mekah atau Arafah. Dengan demikian surat An-Nisa’ [4]:58 termasuk kategori Madaniyah kendatipun diturunkan di Mekah, yaitu pada peristiwa terbukanya kota Mekah (fath Mekah):
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Seusungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat” (an-Nisa’ [4]: 58).
Begitu pula, surat Al-Maidah [5]:3 termasuk kategori Madaniyah kendatipun tidak diturunkan pada peristiwa haji wada’.
2.Prespektif Tempat Turun (Makan an-nuzul)
“Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Mekkah, sekalipun sesudah hijrah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan di Madinah”.
Menurut prespektif ini Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di Mekah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyyah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba’, dan Su’la.
Namun terdapat kelemahan dari pendefinisian di atas sebab terdapat ayat-ayat tertentu, yang tidak diturunkan di Mekah dan di Madinah dan sekitarnya. Misalnya surat At-Taubah [9]:42 diturunkan di Tabuk, surat Az-Zukhruf [43]:45 diturunkan di tengah perjalanan antara Mekah dan Madinah. Kedua ayat tersebut, jika melihat definisi kedua, tidak dapat dikategorikan ke dalam makiyyah dan Madaniyah.
3.Prespektif Objek Pembicaraan (Mukhathab) dan Tema Pembicaraan(Maudu)
“Makkiyah ialah ayat yang khittabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang khittabnya ditujukan kepada penduduk Madaniyah”.
Menurut prespektif ini makiyyah adalah khitab bagi orang-orang Mekah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah.
Pendefinisian di atas dirumuskan para sarjana muslim berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat Al-Quran dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha An-nas” yang menjadi kriteria Makiyyah, dan ungkapan “ya ayyuha Al-ladziina” yang menjadi kriteria Madaniyah. Namun tidak selamanya asumsi ini benar. Misalnya Surat Al-Baqarah [2] termasuk kategori Madaniyah, padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat 21 dan ayat 168 yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha An-nas”. Lagi pula banyak ayat Al-Quran yang tidak dimulai dengan dua ungkapan di atas.
Sekalipun ketiga definisi di atas pada dasarnya merupakan bagian dari pengklasifikasian ayat-ayat Al-Quran. Tetapi untuk menghindari kekeliruan kami sepakat memilih definisi yang pertama. Dengan pengklasifikasian yang teliti berdasarkan tempat dan waktu turunnya ayat, akan diketahui ayat-ayat mana saja yang turun lebih dahulu dan turun kemudian. Selanjutnya akan diketahui kronologi turunnya ayat tertentu.
B.Ciri-ciri Spesifik Makiyyah dan Madaniyah
Para ulama berusaha merumuskan ciri-ciri spesifik Makkiyyah dan Madaniyah dalam menguraikan kronologis Al-Quran. Mereka mengajukan dua titik tekan dalam usahanya itu, yaitu titik tekan analogi dan titik tekan tematis. Dari titik tekan pertama diformulasikan ciri-ciri khusus Makkiyyah dan Madaniyah sebagai berikut:
1.Makkiyyah
a.Di dalamnya terdapat ayat sajdah.
b.Ayat-ayatnya dimulai dengan kata “kalla”. Lafal ini hanya terdapat pada separuh terakhir dari Al-Quran yang disebutkan 33 kali pada 15 surat.
c.Dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha an-nas” dan tidak ada ayat yang dimulai dengan uangkapan “ya ayyhal Al-ladzina” kecuali dalam surat Al-Hajj [22], karena dipunghujung surat terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyhal Al-ladzina”.
d.Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu.
e.Ayat-ayatnya berbicara tentangkisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali surat Al-Baqarah [2]; dan
f.Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong (huruf at-tahajji) seperti Alif lam mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dan sebagainya, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali ‘imran [3]. Sedang surat Ra’d masih dipersilihkan.
2.Madaniyah
a.Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had (sanksi)
b.Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-Ankabut [29]; dan
c.Mengandung uraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitabin.
Sedangkan berdasarkan titik tekan tematis, para ulama merumuskan ciri-ciri spesifik Makkiyyah dan Madaniyah sebagai berikut:
1.Makkiyah
A.Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksanya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumen-argumen rasional.
b.Menetapkan fondasi-fondasi umum sebagai pembentukan hukum syara’ dan keutamaan-keutamaan akhlak yang harus dimiki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalitas-kriminalitas yang dilakukan kelompok musyrikin, mengonsumsi harta anak secara zalim serta uraian tentang hak-hak.
c.Menyebutkan kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka sehingga mengetahui nasib orang yang mendustakan sebelum mereka; dan sebagai hiburan buat Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan mereka dan yakin akan menang.
d.Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras, menggetarkan hati dan maknanya menyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti yang surat-surat pendek, dan perkecualiannya hanya sedikit.
e.Semua surat yang isinya memberi penekanan pada masalah akidah adalah Makkiyah.
2.Madaniyah
a.Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah,, had, hudud, bangunan rumah tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidupan sosial, aturan-aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serta persoalan-persoalan pembentukan hukum syara’.
b.Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam. Penjelasan mengenai mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
c.Menyingkap perilaku orang-orang munafik, menganilis kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
d.Suku kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahsa yang memantapkan syariat dan menjelaskan tujuan dan sasarannya.
Ciri-ciri spesifik yang dimiliki Madaniyah, baik dilihat dari presfektif analogi ataupun tematis, memperlihatkan langkah-langkah yang ditempuh Islam dalam mensyariatkan peraturan-peraturannya, yaitu dengan cara periodik.
C.Klasifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Quran
Berikut klasifikasi surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran:
1.Surat-surat Al-Makkyah:
Surat-surat yang tergolong al-Makkiyah adalah: Al-Fatehah, Al-An’aam, Al-A’raaf, Yunus,Huud,Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr, An-Nahl, Al-Isroo’, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, Al-Anbiya’, Al-Mu’minuun, Al-Furqaan, Asy-Syu’aro’, An-Naml, Al-Qashash, Al-Ankabuut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah, Sabaa, Al-Faathir, Yaasiin, Ash-Shaffaat, Shaad, Az-Zumar, Ghaafir, Fushshilat, Asy-Syuuroo, Az-Zukhruf, Ad-Dukhoon, Al-Jaatsiyah, Al-Ahqaaf, Qaaf, Adz-Dzaariyaat, Ath-Thuur, An-Najm, Al-Qamar, Al-Waaqi’ah, Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’aarij, Nuuh, Al-Jin, Al-Muzzammil, Al-Muddatstsir, Al-Qiyaamah, Al-Muraasalaat, An-Naba’, An-Naazi’aat ,Abasa,At-Takwiir, Al-Infithaar, Al-Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq,Al-Buruuj, Ath-Thaariq, Al-A’laa, Al-Ghaasyiyah, Al-Fajr,Al-Balad, Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuhaa, Al-’Ashr, At-Tiyn,Al-’Alaq, Al-Qadr, Al-’Aadiyaat, Al-Qaari’ah, At-Takatsur, Al-Ashr,Al-Humazah, Al-Fiyl, Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar, Al-Kaafiruun,Al-Masad, Al-Ikhlaash, Al-Falaq, An-Naas.
2.Surat-surat Al-Madaniyah:
Al-Baqarah,Ali Imran,An-Nisaa’,Al-Maa`idah,Al-Anfaal,At-Taubah, Ar-Ra’d, Al-Hajj, An-Nuur,Al-Ahzaab, Muhammad, Al-Fat-h, Al-Hujuroot, Ar-Rahman, Al-Hadiid, Al-Mujaadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Ash-Shaf, Al-Jumu’ah, Al-Munaafiquun, At-Taghaabun, Ath-Thalaaq, At-Tahriim, Al-Insaan, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah, An-Nashr.
3.Ayat-ayat Makkiyah dalam Surah Madaniyah
Dari sekian contoh-contoh dalam surat Madaniyah, ialah surat al-Anfal adalah Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat :
Begitu pula, surat Al-Maidah [5]:3 termasuk kategori Madaniyah kendatipun tidak diturunkan pada peristiwa haji wada’.
2.Prespektif Tempat Turun (Makan an-nuzul)
“Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Mekkah, sekalipun sesudah hijrah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan di Madinah”.
Menurut prespektif ini Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di Mekah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyyah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba’, dan Su’la.
Namun terdapat kelemahan dari pendefinisian di atas sebab terdapat ayat-ayat tertentu, yang tidak diturunkan di Mekah dan di Madinah dan sekitarnya. Misalnya surat At-Taubah [9]:42 diturunkan di Tabuk, surat Az-Zukhruf [43]:45 diturunkan di tengah perjalanan antara Mekah dan Madinah. Kedua ayat tersebut, jika melihat definisi kedua, tidak dapat dikategorikan ke dalam makiyyah dan Madaniyah.
3.Prespektif Objek Pembicaraan (Mukhathab) dan Tema Pembicaraan(Maudu)
“Makkiyah ialah ayat yang khittabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang khittabnya ditujukan kepada penduduk Madaniyah”.
Menurut prespektif ini makiyyah adalah khitab bagi orang-orang Mekah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah.
Pendefinisian di atas dirumuskan para sarjana muslim berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat Al-Quran dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha An-nas” yang menjadi kriteria Makiyyah, dan ungkapan “ya ayyuha Al-ladziina” yang menjadi kriteria Madaniyah. Namun tidak selamanya asumsi ini benar. Misalnya Surat Al-Baqarah [2] termasuk kategori Madaniyah, padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat 21 dan ayat 168 yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha An-nas”. Lagi pula banyak ayat Al-Quran yang tidak dimulai dengan dua ungkapan di atas.
Sekalipun ketiga definisi di atas pada dasarnya merupakan bagian dari pengklasifikasian ayat-ayat Al-Quran. Tetapi untuk menghindari kekeliruan kami sepakat memilih definisi yang pertama. Dengan pengklasifikasian yang teliti berdasarkan tempat dan waktu turunnya ayat, akan diketahui ayat-ayat mana saja yang turun lebih dahulu dan turun kemudian. Selanjutnya akan diketahui kronologi turunnya ayat tertentu.
B.Ciri-ciri Spesifik Makiyyah dan Madaniyah
Para ulama berusaha merumuskan ciri-ciri spesifik Makkiyyah dan Madaniyah dalam menguraikan kronologis Al-Quran. Mereka mengajukan dua titik tekan dalam usahanya itu, yaitu titik tekan analogi dan titik tekan tematis. Dari titik tekan pertama diformulasikan ciri-ciri khusus Makkiyyah dan Madaniyah sebagai berikut:
1.Makkiyyah
a.Di dalamnya terdapat ayat sajdah.
b.Ayat-ayatnya dimulai dengan kata “kalla”. Lafal ini hanya terdapat pada separuh terakhir dari Al-Quran yang disebutkan 33 kali pada 15 surat.
c.Dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha an-nas” dan tidak ada ayat yang dimulai dengan uangkapan “ya ayyhal Al-ladzina” kecuali dalam surat Al-Hajj [22], karena dipunghujung surat terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyhal Al-ladzina”.
d.Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu.
e.Ayat-ayatnya berbicara tentangkisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali surat Al-Baqarah [2]; dan
f.Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong (huruf at-tahajji) seperti Alif lam mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dan sebagainya, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali ‘imran [3]. Sedang surat Ra’d masih dipersilihkan.
2.Madaniyah
a.Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had (sanksi)
b.Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-Ankabut [29]; dan
c.Mengandung uraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitabin.
Sedangkan berdasarkan titik tekan tematis, para ulama merumuskan ciri-ciri spesifik Makkiyyah dan Madaniyah sebagai berikut:
1.Makkiyah
A.Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksanya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumen-argumen rasional.
b.Menetapkan fondasi-fondasi umum sebagai pembentukan hukum syara’ dan keutamaan-keutamaan akhlak yang harus dimiki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalitas-kriminalitas yang dilakukan kelompok musyrikin, mengonsumsi harta anak secara zalim serta uraian tentang hak-hak.
c.Menyebutkan kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka sehingga mengetahui nasib orang yang mendustakan sebelum mereka; dan sebagai hiburan buat Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan mereka dan yakin akan menang.
d.Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras, menggetarkan hati dan maknanya menyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti yang surat-surat pendek, dan perkecualiannya hanya sedikit.
e.Semua surat yang isinya memberi penekanan pada masalah akidah adalah Makkiyah.
2.Madaniyah
a.Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah,, had, hudud, bangunan rumah tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidupan sosial, aturan-aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serta persoalan-persoalan pembentukan hukum syara’.
b.Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam. Penjelasan mengenai mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
c.Menyingkap perilaku orang-orang munafik, menganilis kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
d.Suku kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahsa yang memantapkan syariat dan menjelaskan tujuan dan sasarannya.
Ciri-ciri spesifik yang dimiliki Madaniyah, baik dilihat dari presfektif analogi ataupun tematis, memperlihatkan langkah-langkah yang ditempuh Islam dalam mensyariatkan peraturan-peraturannya, yaitu dengan cara periodik.
C.Klasifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Quran
Berikut klasifikasi surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran:
1.Surat-surat Al-Makkyah:
Surat-surat yang tergolong al-Makkiyah adalah: Al-Fatehah, Al-An’aam, Al-A’raaf, Yunus,Huud,Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr, An-Nahl, Al-Isroo’, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, Al-Anbiya’, Al-Mu’minuun, Al-Furqaan, Asy-Syu’aro’, An-Naml, Al-Qashash, Al-Ankabuut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah, Sabaa, Al-Faathir, Yaasiin, Ash-Shaffaat, Shaad, Az-Zumar, Ghaafir, Fushshilat, Asy-Syuuroo, Az-Zukhruf, Ad-Dukhoon, Al-Jaatsiyah, Al-Ahqaaf, Qaaf, Adz-Dzaariyaat, Ath-Thuur, An-Najm, Al-Qamar, Al-Waaqi’ah, Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’aarij, Nuuh, Al-Jin, Al-Muzzammil, Al-Muddatstsir, Al-Qiyaamah, Al-Muraasalaat, An-Naba’, An-Naazi’aat ,Abasa,At-Takwiir, Al-Infithaar, Al-Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq,Al-Buruuj, Ath-Thaariq, Al-A’laa, Al-Ghaasyiyah, Al-Fajr,Al-Balad, Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuhaa, Al-’Ashr, At-Tiyn,Al-’Alaq, Al-Qadr, Al-’Aadiyaat, Al-Qaari’ah, At-Takatsur, Al-Ashr,Al-Humazah, Al-Fiyl, Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar, Al-Kaafiruun,Al-Masad, Al-Ikhlaash, Al-Falaq, An-Naas.
2.Surat-surat Al-Madaniyah:
Al-Baqarah,Ali Imran,An-Nisaa’,Al-Maa`idah,Al-Anfaal,At-Taubah, Ar-Ra’d, Al-Hajj, An-Nuur,Al-Ahzaab, Muhammad, Al-Fat-h, Al-Hujuroot, Ar-Rahman, Al-Hadiid, Al-Mujaadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Ash-Shaf, Al-Jumu’ah, Al-Munaafiquun, At-Taghaabun, Ath-Thalaaq, At-Tahriim, Al-Insaan, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah, An-Nashr.
3.Ayat-ayat Makkiyah dalam Surah Madaniyah
Dari sekian contoh-contoh dalam surat Madaniyah, ialah surat al-Anfal adalah Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat :
“Dan (ingatlah) ketika orang kafir (quraisy) membuat maker terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat maker, tetapi Allah mengagalkan makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas makar”. (al-Anfal :30)
Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan ”Ayat ini diturunkan di Mekah, zahirnya menunjukan demikian sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orang-orang musrik di ”Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum Hijrah.
4. Ayat-ayat Madaniyah dalam Surah Makkiyah
Di dalam Surah al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi ada tiga ayat yang madaniyah, yaitu ayat 19-21.
5. Madaniyah Mirip Makkiyah
Yang dimaksund oleh para ulama di sini ialah ayat-ayat yang terdapat dalam surat Madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri-ciri umum seperti surat Makkiyah. Contohnya di dalam firman Allah dalm surah Al-Anfal yang madaniyah:
”Dan (ingatlah) ketika mereka golongan musrik-berkata, ”Ya Allah, Jika benar Al-Quran ini dari Engkau, Hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (Al-Anfal:32)
Hal ini dikarenakan permintaan kaum musrikin untuk disegerakan azab adalah di Mekah.
6.Makkiyah Mirip Madaniyah
Yang dimaksud oleh apara ulama, ialah kebalikan dari yang sebelumnya. Mereka memberi contoh dengan firman Allah dalam surah An-Najm:
Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan ”Ayat ini diturunkan di Mekah, zahirnya menunjukan demikian sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orang-orang musrik di ”Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum Hijrah.
4. Ayat-ayat Madaniyah dalam Surah Makkiyah
Di dalam Surah al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi ada tiga ayat yang madaniyah, yaitu ayat 19-21.
5. Madaniyah Mirip Makkiyah
Yang dimaksund oleh para ulama di sini ialah ayat-ayat yang terdapat dalam surat Madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri-ciri umum seperti surat Makkiyah. Contohnya di dalam firman Allah dalm surah Al-Anfal yang madaniyah:
”Dan (ingatlah) ketika mereka golongan musrik-berkata, ”Ya Allah, Jika benar Al-Quran ini dari Engkau, Hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (Al-Anfal:32)
Hal ini dikarenakan permintaan kaum musrikin untuk disegerakan azab adalah di Mekah.
6.Makkiyah Mirip Madaniyah
Yang dimaksud oleh apara ulama, ialah kebalikan dari yang sebelumnya. Mereka memberi contoh dengan firman Allah dalam surah An-Najm:
“Yaitu mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji selain kesalahan-kesalahan kecil”. (an-Najm :32)
Menurut As-Suthi, perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada sangsinya. Dosa-dosa besar ialah setiap dosa yang mengakibatkan siksa neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa yang terdapat diantara kedua batas dosa-dosa di atas. Sementara itu di Mekah belum ada sangsi yang serupa dengannya.
7. Ayat yang Turun di Mekah dan Hukumnya Madaniyah
a.Ayat 13 surat Al-Hujurat, Ayat tersebut turun pada waktu fathu Mekah. Ayat ini dinyatakan ayat Madaniyah karena turun sesudah hijrah.
b.Ayat 3-5 surat Al-Maidah Ayat tersebut turun pada hari jumat. Kala itu umat Islam tengah berwukuf di Padang Arafah dalam peristiwa Haji Wada’. Haji ini dilaksanakan Rasulullah saw. setelah beliau berhijrah. Maka ketiga ayat di atas diklasifikasikan sebagai ayat Madaniyah kendati turun di Arafah, dan seperti diketahui Arafah adalah kawasan di sekitar Mekah.
8.Ayat-ayat yang Turun di Madinah, Hukumnya Makkiyah
a.Al-Mumtahanah
Surat ini turun ketika Rasulullah hendak berangkat menuju Mekah menjelang Futuh Mekah. Ini artinya terjadi setelah hijrah. Kisahnya demikian: mengetahui Rasulullah hendak berangkat ke Mekah, seseorang bernama Hattab bin Abi Balta’ah menulis surat untuk disampaikan kepada orang Quraisy di Mekah. Isinya menginformasikan rencana Rasulullah dan kaum muslimin yang akan berangkat ke kota yang disebut paling terakhir.
Entah mengapa Al-Zarkasyi mengklasifikasikan ayat ini sebagai Makkiyah. Ia tak menjelaskan alasannya. Ada kemungkingan penulis kitab Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quran ini sepakat dengan pendapat yang mengatakan ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang khithab-nya ditujukan kepada penduduk Mekah.
b.Ayat 41 surat An-Nahl
c.Mulai awal surat At-taubah (bara’ah) sampai dengan ayat 28. Ayat-ayat ini sesungguhnya Madaniyah, tetapi Khitab-nya ditujukan kepada penduduk Mekah.
D.Kegunaan Mempelajari Al-Makkiyah dan Al-Madaniyah
Kegunaan mengetahui Makkiyah dan Madaniyah banyak sekali, diantaranya ialah:
a.Membantu untuk menafsirkan al-Qur’an: Dengan mengetahui tempat turunnya ayat, akan sangat membantu memahami ayat dan menafsirkannya secara benar, serta mengetahui mana nâsikh dan mansûkh.
b.Mengetahui metode dakwah: Sebab, tiap situasi dan kondisi ada ungkapan tertentu yang digunakan (likulli maqâm maqâl).
c.Memahami sirah Rasulullah SAW.
d.Dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian, kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian kebijaksanaan Islam di dalam mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara masyarakat
e.Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu turunnya Al Qur’an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah
f.Dengan mengetahui parameter dan kekhususan masing-masing makkiyah dan madaniyah akan mudah memahami tema utama masing-masing surah
Shubhi al-Shalih dalam bukunya Mabahits fi Ulumil Qur’an menyatakan, bahwa dengan Ilmul Makky wal Madany kita dapat mengetahui fase-fase (marhalah) dari da’wah Islamiah yang di tempuh oleh al-Qur’an secara berangsur-angsur dan yang sangat bijaksana itu, kondisi masyarakat pada waktu turunnya ayat-ayat al-Qur’an, khususnya masyarakat Mekkah dan Madinah.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekkah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah.
2.Surah-surah yang tergolong Al-Makkiyah ada 86 surah, dan surah-surah yang tergolong Al-Madaniyah ada 28 surah.
3.Diantara ciri yang paling tampak dari ayat Makkiyah adalah ayat-ayatnya banyak berisi tentang ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayatayat kauniah, disamping itu ayat dan surahnya pendek-pendek. Ciri yang paling tampak dari ayat Madaniyah ialah mulai ditetapkannya ketentuan dan hukum-hukum Islam karena pada saat itu bangunan Islam telah kokoh sehingga umat Islam akan lebih mudah menerima apa yang datang dari Islam, dan ayat serta surahnya lebih panjang disbanding dengan ayat Makkiyah.
4.Manfaat mempelajari Al-Makkiyah dan Al-Madaniyah adalah untuk membantu dalam menafsirkan Al-Quran.
Anwar, Rosihon. 2010.Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.
Khalil al-Qhattan, Manna.1998. Pembahasan Ilmu Al-Quran. Jakarta: Rineka Cipta.
Khalil al-Qattan, Manna.2001.Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT Mitra Kerjaya
Indonesia.
Marzuki, Kamaluddin.1994. ‘Ulum Al-Quran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Menurut As-Suthi, perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada sangsinya. Dosa-dosa besar ialah setiap dosa yang mengakibatkan siksa neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa yang terdapat diantara kedua batas dosa-dosa di atas. Sementara itu di Mekah belum ada sangsi yang serupa dengannya.
7. Ayat yang Turun di Mekah dan Hukumnya Madaniyah
a.Ayat 13 surat Al-Hujurat, Ayat tersebut turun pada waktu fathu Mekah. Ayat ini dinyatakan ayat Madaniyah karena turun sesudah hijrah.
b.Ayat 3-5 surat Al-Maidah Ayat tersebut turun pada hari jumat. Kala itu umat Islam tengah berwukuf di Padang Arafah dalam peristiwa Haji Wada’. Haji ini dilaksanakan Rasulullah saw. setelah beliau berhijrah. Maka ketiga ayat di atas diklasifikasikan sebagai ayat Madaniyah kendati turun di Arafah, dan seperti diketahui Arafah adalah kawasan di sekitar Mekah.
8.Ayat-ayat yang Turun di Madinah, Hukumnya Makkiyah
a.Al-Mumtahanah
Surat ini turun ketika Rasulullah hendak berangkat menuju Mekah menjelang Futuh Mekah. Ini artinya terjadi setelah hijrah. Kisahnya demikian: mengetahui Rasulullah hendak berangkat ke Mekah, seseorang bernama Hattab bin Abi Balta’ah menulis surat untuk disampaikan kepada orang Quraisy di Mekah. Isinya menginformasikan rencana Rasulullah dan kaum muslimin yang akan berangkat ke kota yang disebut paling terakhir.
Entah mengapa Al-Zarkasyi mengklasifikasikan ayat ini sebagai Makkiyah. Ia tak menjelaskan alasannya. Ada kemungkingan penulis kitab Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quran ini sepakat dengan pendapat yang mengatakan ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang khithab-nya ditujukan kepada penduduk Mekah.
b.Ayat 41 surat An-Nahl
c.Mulai awal surat At-taubah (bara’ah) sampai dengan ayat 28. Ayat-ayat ini sesungguhnya Madaniyah, tetapi Khitab-nya ditujukan kepada penduduk Mekah.
D.Kegunaan Mempelajari Al-Makkiyah dan Al-Madaniyah
Kegunaan mengetahui Makkiyah dan Madaniyah banyak sekali, diantaranya ialah:
a.Membantu untuk menafsirkan al-Qur’an: Dengan mengetahui tempat turunnya ayat, akan sangat membantu memahami ayat dan menafsirkannya secara benar, serta mengetahui mana nâsikh dan mansûkh.
b.Mengetahui metode dakwah: Sebab, tiap situasi dan kondisi ada ungkapan tertentu yang digunakan (likulli maqâm maqâl).
c.Memahami sirah Rasulullah SAW.
d.Dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian, kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian kebijaksanaan Islam di dalam mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara masyarakat
e.Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu turunnya Al Qur’an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah
f.Dengan mengetahui parameter dan kekhususan masing-masing makkiyah dan madaniyah akan mudah memahami tema utama masing-masing surah
Shubhi al-Shalih dalam bukunya Mabahits fi Ulumil Qur’an menyatakan, bahwa dengan Ilmul Makky wal Madany kita dapat mengetahui fase-fase (marhalah) dari da’wah Islamiah yang di tempuh oleh al-Qur’an secara berangsur-angsur dan yang sangat bijaksana itu, kondisi masyarakat pada waktu turunnya ayat-ayat al-Qur’an, khususnya masyarakat Mekkah dan Madinah.
BAB III
KESIMPULAN
A. KesimpulanKESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekkah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah.
2.Surah-surah yang tergolong Al-Makkiyah ada 86 surah, dan surah-surah yang tergolong Al-Madaniyah ada 28 surah.
3.Diantara ciri yang paling tampak dari ayat Makkiyah adalah ayat-ayatnya banyak berisi tentang ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayatayat kauniah, disamping itu ayat dan surahnya pendek-pendek. Ciri yang paling tampak dari ayat Madaniyah ialah mulai ditetapkannya ketentuan dan hukum-hukum Islam karena pada saat itu bangunan Islam telah kokoh sehingga umat Islam akan lebih mudah menerima apa yang datang dari Islam, dan ayat serta surahnya lebih panjang disbanding dengan ayat Makkiyah.
4.Manfaat mempelajari Al-Makkiyah dan Al-Madaniyah adalah untuk membantu dalam menafsirkan Al-Quran.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. 2006.Ulumul Quran. Bandung: Pustaka Setia.Anwar, Rosihon. 2010.Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.
Khalil al-Qhattan, Manna.1998. Pembahasan Ilmu Al-Quran. Jakarta: Rineka Cipta.
Khalil al-Qattan, Manna.2001.Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT Mitra Kerjaya
Indonesia.
Marzuki, Kamaluddin.1994. ‘Ulum Al-Quran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment