MAKALAH AQIDAH AKHLAK
"AKHLAK TERPUJI (AKHLAKUL MAHMUDAH)"
DI SUSUN OLEH:
SAMSUL BAHRI
20700113033
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2014
BAB I
"AKHLAK TERPUJI (AKHLAKUL MAHMUDAH)"
DI SUSUN OLEH:
SAMSUL BAHRI
20700113033
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2014
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.
Dalam Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk.
Sesungguhnya banyak manusia yang memahami bahwa akhlak terpuji itu hanyalah khusus dalam berhubungan dengan sesama makhluk saja dan tidak berkaitan dengan hubungan kepada penciptaNya. Tetapi ini adalah pemahaman yang pendek, karena sesungguhnya akhlak terpuji sebagaiman terjadi pada hubungan sesama makhluk, juga terjadi dalam berhubungan dengan Allah
Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa Definisi Tentang Akhlak Terpuji (aklakul mahmudah)?
2.Bagamana Akhlak yang berhubungan dengan Allah?
3.Bagamana akhlak terhadap diri sendiri?
4.Bagaimana akhlak terhadap keluarga?
5.Bagaimana akhlak terhadap masyarakat?
6.Bagaimana akhlak terhadap alam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Akhlak Terpuji (akhlakul mahmudah)
Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda yang di,anifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-quran dan Al – hadis. Ahlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu
1.Akhlak yang berhubungan dengan Allah
2.Akhlah terhadap diri sendiri,
3.Akhlak terhadap keluarga,
4.Akhlak terhadap masyarakat dan
5.Akhlak terhadap alam.
Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda yang di,anifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-quran dan Al – hadis. Ahlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu
1.Akhlak yang berhubungan dengan Allah
2.Akhlah terhadap diri sendiri,
3.Akhlak terhadap keluarga,
4.Akhlak terhadap masyarakat dan
5.Akhlak terhadap alam.
B.Akhlak yang berhubungan dengan Allah
1.Menauhidkan Allah
Salah satu bentuk akhlakul mahmudah adalah menauhidkan Allah. Yang dimaksud menauhidkan Allah adalah mempertegas keesaan Allah, atau mengakui bahwa tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dzat, Sifat, Afal dan Asma Allah.
Sebagai konsokuensi dari pembenaran terhadap Allah adalah seseorang meyakini dan membelanNya, berjihad dengan-Nya dan di jalan-Nya, dimana tidak ada lagi keraguan dan syubhat (keracunan). Jika seseorang berakhlak maka sangat memungkinkan baginya untuk membantah syubhat apapun yang dilontarkan oleh orang-orang yang menenntang Allah, baik dari kalangan kaum muslimin yang mengadakan bid’ah di dalam agama Allah yang bukan dari ajaran-Nya.
Sesungguhnya kaidah yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar satu-satunya diterima dan diri Allah SWT. Untuk hamba – hambaNya yang merupakan satu – satunya jalan menuju kepadaNya, kunci kebahagiaan dan jalan hidayah, tanda kesuksesan dan pemelihara dari berbgai perselisihan sumber semua kebaikan dan nikmat, kewajiban pertama bagi seluruh hamba, serta kabar gembira yang dibawa oleh para rasul dan para nabi adalah Ibadah hanya kepada Allah SWT.
Bertauhid dalam semua keinginannya terhadap Allah SWT, bertauhid dalam urusan penciptaan, perintah-Nya dan seluruh asma (nama-nama) dan sifat-sifatNya. Allah SWT berfirman :
Terjemahan :
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginyaĜ·Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An-nahl 16:36).
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginyaĜ·Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An-nahl 16:36).
2.Takwa Kepada Allah
Kalimat “ittaqullah” (bertakwalah kepada Allah) jika diterjemahkan secara harfiyah akan menjadi ‘jauhilah Allah Atau hindarkanlah dirimu dari Allah’. Ulama-ulama berpendapat bahwa sesungguhnya bahwa terdapat astu kata yang tersirat antara ‘hindarilah’ dan ‘Allah”. Kata yang tersirat itu siksa atau hukuman. Dengan demikian, yang dimaksud dengan menghindari Allah adalah menghindari siksa atau hukuman-Nya.
Syekh Muhammad Abduh yang pendapatnya ditulis oleh muridnya, Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, menyatakan dalam tafsir Al-Manar, bahwa menghindari siksa Tuhan dan sanksi-sanksi hukum yang ditetapkan-Nya dapat dicapai dengan menghindarkan diri dari segala apa yang dilarang-Nya dan menjalankan seluruh perintah-Nya.hal ini dapat tercapai melalui rasa takut dari siksaan yang akan menimpa serta takut kepada yang menimpakan siksaan itu (Allah SWT). Rasa takut tersebut pada mulanya muncul dari keyakinan tentang adanya siksaan, sehingga seseorang yang bertakwa adalah yang menjaga dirinya dari terkena siksaan. Untuk itu, harus memiliki pandangan dan kesadaran yang tinngi dalam memahami dan menghayati sebab-sebab yang dapat menimbulkan siksaan itu.
3.Dzikrullah
Allah SWT berfirman :
Terjemahan :
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [QS. Ar-Rad 13:28]
4.Tawakal
Tawakal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, saba, dan doa. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah SWT, untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudaratan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat.
Allah berfirman :
Allah SWT berfirman :
Terjemahan :
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [QS. Ar-Rad 13:28]
4.Tawakal
Tawakal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, saba, dan doa. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah SWT, untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudaratan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat.
Allah berfirman :
Terjemahan :
“Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Dari umar bin khattab r.a, beliau berkata,”saya mendengar Rasulullah SAW berkata, “jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti seekor buirung, pagi-pagi ia keluar dari (sangkarnya) dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari”.
Mewujudkan tawakkal bukan berarti meniadakan ikhtiar atau mengesampingkan usaha. Takdir Allah SWT dan sunnatullah terhadap makhluknya terkait erat dengan ikhtiar makhluk itu sendiri sebab Allah SWT yang telah memerintahkan hambaNya untuk berihktiar dan pada saat yang sama dia juga memerintahkan hambaNya untuk bertawal.
C.Akhlak Pada Diri Sendiri
1.Sabar
Sabar adalah tahan menderita dan menerima cobaan dengan rida hati serta menyerahkan diri kepada Allah setelah berusaha. Selain itu, sabar bukan hanya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah.
“Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Dari umar bin khattab r.a, beliau berkata,”saya mendengar Rasulullah SAW berkata, “jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti seekor buirung, pagi-pagi ia keluar dari (sangkarnya) dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari”.
Mewujudkan tawakkal bukan berarti meniadakan ikhtiar atau mengesampingkan usaha. Takdir Allah SWT dan sunnatullah terhadap makhluknya terkait erat dengan ikhtiar makhluk itu sendiri sebab Allah SWT yang telah memerintahkan hambaNya untuk berihktiar dan pada saat yang sama dia juga memerintahkan hambaNya untuk bertawal.
C.Akhlak Pada Diri Sendiri
1.Sabar
Sabar adalah tahan menderita dan menerima cobaan dengan rida hati serta menyerahkan diri kepada Allah setelah berusaha. Selain itu, sabar bukan hanya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah.
Sabar terbagi tiga macam yaitu :
a.Sabar karena taat kepada Allah SWT, artinya sabar untuk tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan senantiasa meningkatkan ketakwaan kepadaNya.
b.Sabar karena maksiat, artinya bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. Untuk itu, sangat dibutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam menahan hawa nafsu.
c.Sabar karena musibah, artinya sabar pada saat ditimpa kemalangan, ujian, serta cobaan dari Allah.
2.Syukur
Syukur merupakan sikap diman seseorang tidak menggunakan nikmat yang diberiakan oleh Allah untuk melakukan maksiat kepada-Nya. Bentuk syukur ini ditandai dengan menggunakan segala nikmat atau rexeki karunia Allah tersebut untuk melakukan ketaatan kepadaNya dan memanfaatkan kearah kebajikan, bukan menyalurkan ke jalan maksiat atau kejahatan.
Nikmat yang diberikanAllah itu cukup banyak dan tidak mampu dihitung. Allah berfirman :
a.Sabar karena taat kepada Allah SWT, artinya sabar untuk tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan senantiasa meningkatkan ketakwaan kepadaNya.
b.Sabar karena maksiat, artinya bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. Untuk itu, sangat dibutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam menahan hawa nafsu.
c.Sabar karena musibah, artinya sabar pada saat ditimpa kemalangan, ujian, serta cobaan dari Allah.
2.Syukur
Syukur merupakan sikap diman seseorang tidak menggunakan nikmat yang diberiakan oleh Allah untuk melakukan maksiat kepada-Nya. Bentuk syukur ini ditandai dengan menggunakan segala nikmat atau rexeki karunia Allah tersebut untuk melakukan ketaatan kepadaNya dan memanfaatkan kearah kebajikan, bukan menyalurkan ke jalan maksiat atau kejahatan.
Nikmat yang diberikanAllah itu cukup banyak dan tidak mampu dihitung. Allah berfirman :
Terjemahan :
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (Q.S. ibrahim : 34)
3.Amanah
Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat islam, yang merupan salah satu bentuk akhlak karimah. Pengertian amanah menurut arti bahasa ialah ketulusan hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran. Amanah merupakan kebalikan dari khianat.
4.Benar (Ash-Shidqu)
Ash-Shidqu merupakan salah satu akhlak mahmudah, yang berarti benar, jujur. Maksudnya adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
Benar dalam perkataan adalah mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ngada dan tidak pula menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang disembunyikan itu bersifat rahasia atau bertujuan menjaga nama baik seseorang. Sedangkan benar dalam perbuatan ialah mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh dikerjakan menurut perintah agama, berarti itu benar.kemudian, apa yang tidak boleh dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti tidak benar.
5.Menepati Janji
Dalam islam janji adalah utang, dan utang harus dibayar (ditepati). Janji adalah suatu ketepatan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesui dengan ketetapannya. Biarpun janji itu yang dibuat sendiri tetapi tidak terlepas darinya, melainkan mesti ditepati dan ditunaikan. Menepati Janji ialah menunaikan dengan sempurna apa – apa yang dijanjikan baik berupa kontrak maupun apa saja yang telah disepakati.
Perjanjian terbagi atas dua yaitu :
a.Perjanjian dengan Allah
Allah telah mengambil perjanjian dari hamba-Nya secara keseluruhan agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun karena dia adalah Rabb sekaligus pencipta mereka.
Sebab Allah swt. telah berfirman dalam kitab-Nya:
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (Q.S. ibrahim : 34)
3.Amanah
Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat islam, yang merupan salah satu bentuk akhlak karimah. Pengertian amanah menurut arti bahasa ialah ketulusan hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran. Amanah merupakan kebalikan dari khianat.
4.Benar (Ash-Shidqu)
Ash-Shidqu merupakan salah satu akhlak mahmudah, yang berarti benar, jujur. Maksudnya adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
Benar dalam perkataan adalah mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ngada dan tidak pula menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang disembunyikan itu bersifat rahasia atau bertujuan menjaga nama baik seseorang. Sedangkan benar dalam perbuatan ialah mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh dikerjakan menurut perintah agama, berarti itu benar.kemudian, apa yang tidak boleh dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti tidak benar.
5.Menepati Janji
Dalam islam janji adalah utang, dan utang harus dibayar (ditepati). Janji adalah suatu ketepatan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesui dengan ketetapannya. Biarpun janji itu yang dibuat sendiri tetapi tidak terlepas darinya, melainkan mesti ditepati dan ditunaikan. Menepati Janji ialah menunaikan dengan sempurna apa – apa yang dijanjikan baik berupa kontrak maupun apa saja yang telah disepakati.
Perjanjian terbagi atas dua yaitu :
a.Perjanjian dengan Allah
Allah telah mengambil perjanjian dari hamba-Nya secara keseluruhan agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun karena dia adalah Rabb sekaligus pencipta mereka.
Sebab Allah swt. telah berfirman dalam kitab-Nya:
Terjemahan :
“dan ingatlah ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam daritulang sulbi mereka dan Allah mengambil persaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “bukankah Aku ini Rabb kalian?” mereka menjawab:”benar kami bersaksi”. (QS. Al-A’raf:172)
b.Perjanjian dengan hamba Allah
Termasuk didalamnya perjanjian-perjanjian yang dibuat untuk antara sesama manusia. Allah telah berfirman:
Terjemahan :
“dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti di minta pertanggung jawaban”. (QS. Al-Isra’ : 34)
Seseorang yang telah berjanji dan tidak menepatinya maka dia telah mengatakan apa yang tidak dia kerjakan. Sebagai contoh, engkau mengatakan kepada seseorang: “saya berjanji kepadamu tidak akan menceritakan rahasia antara kita berdua kepada siapa pun”kemudian engkau ingkari dan engkau mengabarkannya kepada orang lain. Ini termasuk mengatakan apa yang tidak engkau kerjakan.
D.Akhlak Terhadap Keluarga
1.Berbakti Kepada Orang Tua
Dalam Al-Quran dan Al-Hadis, permsalahan berbakti kepada orang tua senantiasa dikaitkan dengan keimanan kepada Allah, sedangkan masalah durhaka terhadap keduanya selalu dikaitkan dengan berbuat syirik terhadap-Nya. Tak heran bila sebagian ulama menyimpulkan bahwa keimanan seseorang tidak akan berarti selama dia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya dan tidak ada bakti kepada keduanya selama dia tiodak beriman kepada Allah.
Secara naluri, orang tua rela mati mengorbankan segal sesuatu untuk memelihara dan membesarkan anak-anaknya dan anak mendapat kenikmatan serta perlindungan sempurna dari kedua orang tuanya. Seorang anak selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanay. Tatkala kedua orang tua menginjak masa tua, merekapun tetap berbahagia dengan keadaan putra-putrinya. Berbuat kepada kedua orang tua menjadi keputusan mutlak dari Allah SWT dan ibadah yang menempati urutan yang kedua setelah beribadah kepada Allah SWT.
Orang tua adalah kerabat terdekat yang mempunyai jasa tidak terhingga dan kasih sayang yang besar sepanjang masa sehingga tidak aneh bila hak-haknya juga besar. Seorang anak wajib mencintai, menghormati dan memelihara orangtua. Walaupun musyrik atau berlainan agama, keduanya berhak diberi kebaikan dan pemeliharaan, bukan menaati dan mengikuti kemusyrikan atau agamanya.
Allah SWT berfirman :
Terjemahan :
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS> luqman : 13)
2.Bersikap Baik pada Saudara
Agama islam memerintahkan agar berbuat baik kepada saudara atau kerabat, sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah dan Ibu-Bapak. Hidup rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai, apabila hubungan tetap terjalin dengan saling pengertian dan saling menolong. Hubungan persaudaraan lebih berkesan dan lebih dekat, apabila masing – masing pihak saling menghargai atau saling bersikap baik.
Agama Islam mengutamakan yang l;ebih dekat. Allah berfirman :
“dan ingatlah ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam daritulang sulbi mereka dan Allah mengambil persaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “bukankah Aku ini Rabb kalian?” mereka menjawab:”benar kami bersaksi”. (QS. Al-A’raf:172)
b.Perjanjian dengan hamba Allah
Termasuk didalamnya perjanjian-perjanjian yang dibuat untuk antara sesama manusia. Allah telah berfirman:
Terjemahan :
“dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti di minta pertanggung jawaban”. (QS. Al-Isra’ : 34)
Seseorang yang telah berjanji dan tidak menepatinya maka dia telah mengatakan apa yang tidak dia kerjakan. Sebagai contoh, engkau mengatakan kepada seseorang: “saya berjanji kepadamu tidak akan menceritakan rahasia antara kita berdua kepada siapa pun”kemudian engkau ingkari dan engkau mengabarkannya kepada orang lain. Ini termasuk mengatakan apa yang tidak engkau kerjakan.
D.Akhlak Terhadap Keluarga
1.Berbakti Kepada Orang Tua
Dalam Al-Quran dan Al-Hadis, permsalahan berbakti kepada orang tua senantiasa dikaitkan dengan keimanan kepada Allah, sedangkan masalah durhaka terhadap keduanya selalu dikaitkan dengan berbuat syirik terhadap-Nya. Tak heran bila sebagian ulama menyimpulkan bahwa keimanan seseorang tidak akan berarti selama dia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya dan tidak ada bakti kepada keduanya selama dia tiodak beriman kepada Allah.
Secara naluri, orang tua rela mati mengorbankan segal sesuatu untuk memelihara dan membesarkan anak-anaknya dan anak mendapat kenikmatan serta perlindungan sempurna dari kedua orang tuanya. Seorang anak selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanay. Tatkala kedua orang tua menginjak masa tua, merekapun tetap berbahagia dengan keadaan putra-putrinya. Berbuat kepada kedua orang tua menjadi keputusan mutlak dari Allah SWT dan ibadah yang menempati urutan yang kedua setelah beribadah kepada Allah SWT.
Orang tua adalah kerabat terdekat yang mempunyai jasa tidak terhingga dan kasih sayang yang besar sepanjang masa sehingga tidak aneh bila hak-haknya juga besar. Seorang anak wajib mencintai, menghormati dan memelihara orangtua. Walaupun musyrik atau berlainan agama, keduanya berhak diberi kebaikan dan pemeliharaan, bukan menaati dan mengikuti kemusyrikan atau agamanya.
Allah SWT berfirman :
Terjemahan :
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS> luqman : 13)
2.Bersikap Baik pada Saudara
Agama islam memerintahkan agar berbuat baik kepada saudara atau kerabat, sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah dan Ibu-Bapak. Hidup rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai, apabila hubungan tetap terjalin dengan saling pengertian dan saling menolong. Hubungan persaudaraan lebih berkesan dan lebih dekat, apabila masing – masing pihak saling menghargai atau saling bersikap baik.
Agama Islam mengutamakan yang l;ebih dekat. Allah berfirman :
Terjemahan :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauhdan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
E.Akhlak Terhadap Masyarakat
1.Berbuat Baik Kepada Tetangga
Tetangga merupakan orang yang palin dekat. Dekat bukan karena pertalian darah atau pertalian persaudaraan. Bahkan, mungkin tidak seagama. Dekat di sini adalah orang yang tinggal berdekatan dengan rumah. Ada atsar yang menunjukkan bahwa tetangga adalah empat puluh rumah (yang berada di sekitar rumah) dari setiap penjuru mata angin. Apabila ada khabar yang benar (tentang penafsiran tetangga) dari Rasulullah, itulah yang dipakai, namun apabila tidak, hal ini dikembalikan kepada urf (adat kebiasaan), yaitu kebiasaan orang-orang menetapkan seorang sebagai tetangga.
Para ulama membagi tetanggga menjadi tiga macam yaitu :
a.Tetangga muslim yang masih mempunyai hubungan kekeluargaan. Tetangga semacam ini mempunyai tiga hak yaitu sebagai tetangga, hak Islam dan hak keberadaan.
b.Tetangga muslim saja. Tetangga ini hanya memiliki dua hak yaitu sebagai tetangga dan hak Islam.
c.Tetangga kafir. Tetangga ini hanya memili satu hak yaitu sebagai tetangga saja.
2.Suka Menolong Orang Lain
Dalam hidup setiap mukmin pasti memerlukan pertolongan orang lain. Adakalanya karena sengsara dalam hidup, penderitaan batin atau kegelisahan jiwa dan adakalanya karena sedih setelah mendapat musibah. Orang mukmin akan bergerak hatinya apabila melihat orang lain tertimpa kerusakan untuk menolong merekasesuai dengan kemampuannya. Apabila tidak ada bantuab berupa benda, dapat dibantu dengan nasihat atau kata-kata yang dapat menghibur hatinya. Bahkan, sewaktu-waktu bantuan jasapun lebih diharapkan daripada bantuan-bantuan lainnya.
F.Akhlak Terhadap Alam
1. Memelihara dan Menyayangi Hewan
Betapa banyak binatang yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Ada yang memanfaatkan tenaganya, air susunya, madunya, dagingnya, dan sebagainya. Oleh karena itu perlunya memelihara dan menyayangi binatang tersebut. Sampai-sampai apabila hendak menyembelih binatang ternak, hendaklah menggunakan pisau yang sangat tajam supaya binatang ternak tidak lama merasakan sakit.
Allah SWT menciptakan binatang untunk kepentingan manusia, dan juga menunjukan kekuasaan-Nya, sebagaimana firman Allah SWT :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauhdan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
E.Akhlak Terhadap Masyarakat
1.Berbuat Baik Kepada Tetangga
Tetangga merupakan orang yang palin dekat. Dekat bukan karena pertalian darah atau pertalian persaudaraan. Bahkan, mungkin tidak seagama. Dekat di sini adalah orang yang tinggal berdekatan dengan rumah. Ada atsar yang menunjukkan bahwa tetangga adalah empat puluh rumah (yang berada di sekitar rumah) dari setiap penjuru mata angin. Apabila ada khabar yang benar (tentang penafsiran tetangga) dari Rasulullah, itulah yang dipakai, namun apabila tidak, hal ini dikembalikan kepada urf (adat kebiasaan), yaitu kebiasaan orang-orang menetapkan seorang sebagai tetangga.
Para ulama membagi tetanggga menjadi tiga macam yaitu :
a.Tetangga muslim yang masih mempunyai hubungan kekeluargaan. Tetangga semacam ini mempunyai tiga hak yaitu sebagai tetangga, hak Islam dan hak keberadaan.
b.Tetangga muslim saja. Tetangga ini hanya memiliki dua hak yaitu sebagai tetangga dan hak Islam.
c.Tetangga kafir. Tetangga ini hanya memili satu hak yaitu sebagai tetangga saja.
2.Suka Menolong Orang Lain
Dalam hidup setiap mukmin pasti memerlukan pertolongan orang lain. Adakalanya karena sengsara dalam hidup, penderitaan batin atau kegelisahan jiwa dan adakalanya karena sedih setelah mendapat musibah. Orang mukmin akan bergerak hatinya apabila melihat orang lain tertimpa kerusakan untuk menolong merekasesuai dengan kemampuannya. Apabila tidak ada bantuab berupa benda, dapat dibantu dengan nasihat atau kata-kata yang dapat menghibur hatinya. Bahkan, sewaktu-waktu bantuan jasapun lebih diharapkan daripada bantuan-bantuan lainnya.
F.Akhlak Terhadap Alam
1. Memelihara dan Menyayangi Hewan
Betapa banyak binatang yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Ada yang memanfaatkan tenaganya, air susunya, madunya, dagingnya, dan sebagainya. Oleh karena itu perlunya memelihara dan menyayangi binatang tersebut. Sampai-sampai apabila hendak menyembelih binatang ternak, hendaklah menggunakan pisau yang sangat tajam supaya binatang ternak tidak lama merasakan sakit.
Allah SWT menciptakan binatang untunk kepentingan manusia, dan juga menunjukan kekuasaan-Nya, sebagaimana firman Allah SWT :
Terjemahan :
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. An-Nuur : 45)
2.Memelihara Dan Menyayangi Tumbuh-Tumbuhan
Alam dan isinya diciptakan oleh Allah SWT untuk dimanfaatkan oleh manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugrah dari Allah, bukan hany untuk kehidupan manusia, namun juga untuk kehidupan binatang-binatang. Sebagian besar makanan manusia dan hewan berasal dari tumbuh-tumbuhan.
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. An-Nuur : 45)
2.Memelihara Dan Menyayangi Tumbuh-Tumbuhan
Alam dan isinya diciptakan oleh Allah SWT untuk dimanfaatkan oleh manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugrah dari Allah, bukan hany untuk kehidupan manusia, namun juga untuk kehidupan binatang-binatang. Sebagian besar makanan manusia dan hewan berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Terjemahan :
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (QS. Thaaha : 53)
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (QS. Thaaha : 53)
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda yang di,anifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-quran dan Al – hadis. Ahlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu
1.Akhlak yang berhubungan dengan Allah
2.Akhlah terhadap diri sendiri,
3.Akhlak terhadap keluarga,
4.Akhlak terhadap masyarakat dan
5.Akhlak terhadap alam.
Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda yang di,anifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-quran dan Al – hadis. Ahlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu
1.Akhlak yang berhubungan dengan Allah
2.Akhlah terhadap diri sendiri,
3.Akhlak terhadap keluarga,
4.Akhlak terhadap masyarakat dan
5.Akhlak terhadap alam.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, DR> Rosihon, M.Ag. 2008. Akidah Akhlak. Bandung : Pustaka Setia
A.Zainuddin dan Muhammad Jamhari.1999. Muamalah dan Akhlak. Bandung: Pustaka Setia Hamzah, Jacub.1978.Ethika Islam. Jakarata : Pulicita
M. Ali Hasan.1987.Tuntunan Akhlak. Jakarta : Bulan Bintang
Muhammad, Asy-Syaikh bin Shalih Al-‘Utsaimin. 2010.Akhlak-Akhlak Mulia. Surakarta : Pustaka Al-Afiyah
M.Quraish Shibab.2010. Tafsir Al-Quran Al-Karim Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu. Bandung: Pustaka Setia
No comments:
Post a Comment