My Menus

Apr 20, 2015

Makalah Ilmu Al-Qur`an `Ulumul Qur`an

MAKALAH ILMU AL-QUR`AN
"U`LUMUL QUR`AN"



DI SUSUN OLEH:
SAMSUL BAHRI
20700113033


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2014


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, marilah kita panjatkan puji syukur atas ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala dimana kita masih diberikan nikmat kesehatan, kesempatan serta hidayah dan taufik, suatu nikmat yg begitu banyak dan besar sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, sahabat serta keluarganya sebab jasa beliaulah yang membawa umat manusia ke jalan yang diridhai Allah SWT.

Makalah ini dapat selesai karena banyaknya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sangat mengucapkan terima kasih karena telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ‘Ulumul-Qu’an ini masih banyak terdapat kekurangan dari segala aspek olehnya itu, kami sangat membutuhkan masukan dan arahan agar sekiranya kami dapat membenahinya dalam penulisan selanjutnya, dan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah memberikan sumbangsi pemikirannya, semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberkahi kita semua, amiin.    

Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin!

Samata-Gowa, 11 Maret 2014

Penulis
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian ‘Ulum Al-Quran
Kata “ulum al-quran berasal dari Bahasa Arab yang terdiri dari dua kata yaitu “ulum” dan “Al-Quran”. Kata “ulum” merupakan bentuk jamak dari kata “ilmu”. Abu Syahbah mendefinisikan ilmu disini yaitu sejumlah materi pembahasan yang dibatasi kesatuan tema atau tujuan.

Menurut bahasa, kata “Al-Qur’an” merupakan bentuk mashdar yang maknanya sama dengan  kata “qira’ah” yaitu bacaan. Bentuk mashdar ini berasal dari fi’il madhi “qoro’a” yang artinya  membaca.

Menurut istilah, “Al-Qur’an” adalah firman Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, yang dimulai surah Al-Fatihah dan diakhiri surah An-Nas, yang dinukil dengan jalan mutawatir dan yang membacanya merupakan ibadah.

Sedangkan “al-quran” menurut ulama ushul, ulama fiqh dan ulama bahasa adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang lafadz-lafadznya mengandung mukjizat yang dengan membacanya mengandung nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir dan ditulis dalam mushaf, yang diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nass. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ‘ulum Al-Quran adalah ilmu yang mempelajari tentang Al-quran baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.

Setelah membahas kata “ulum” dan “Al-Qur’an” yang terdapat dalam kalimat “Ulumul Qur’an”, perlu kita ketahui bahwa tersusunnya kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa adanya bermacam-macam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Al-Qur’an atau pembahasan- pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaannya sebagai Al- Qur’an maupun aspek pemahaman kandungannya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia.

Adapun defenisi ‘Ulum Al-Quran secara istilah, para ulama memberikan redaksi yang berbeda-berbeda, sebagaimana dijelaskan berikut ini:
1.Menurut Manna’ Al-Qaththan, ‘ulum Al-quran adalah ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya Al-Quran), kodofikasi dan tertib penulisan Al-Quran, ayat-ayat yang diturunkan di Mekah (Makkiyyah) dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah (Madaniyyah), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Quran.

2.Menurut Az-Zarqani, ‘ulum Al-Quran adalah beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quram, dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara membca, kemukjizatan, nasikh-mansukh, dan penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain.

3.Menurut Abu Syahbah, ‘ulum Al-Quran adalah sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan Al-Quran, mulai proses penurunan, ururtan penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjixatan, nasikh-mansukh, muhkam-mutasyabih, sampai pembahasan-pembahasan lain.

Walaupun dengn redaksi yang sedikit agak berbeda, defenisi-defenisi tersebut mempunyai maksud yang sama. Baik Al-Qaththan, Al-Zarqani, maupun Abu Syahbah sepakat bahwa ‘ulum Al-Quran adalah sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran dan pembahasan itu menyangkut materi-materi yang selanjutnya menjadi pokok-pokok bahasan ‘ulum Al-Quran yang pembahasannya akan diutarakan nanti.

Mengenai kemunculan istilah ‘ulum Al-Quran untuk pertaa kalinya, para penulis menyatakan bahwa istilah ini muncul pada abad VI H. Oleh Abu al-Farj bin Al-Jauzi. Pendapat ini disitir pula oleh Asy-Syuyuthi dalam pengantar kitab Al-Itqan. Al-Zarqani menyatakan bahwa istilah itu muncul pada awal abad V H. Melalui tangan Al-Hufi (w.430 H). Dalam karyanya yang berjudul Al-Burhan fi’ ‘Ulum Al-Quran.

Analisis lain dikemukakan oleh Abu Syahbah. Dngan merujuk kepada kitab Muqaddimatani fi ‘Ulum Al-Quran yag dicetak tahun 1954 dan diedit oleh Arthur Jefri, seorang orientalis kenamaan, Syahbah berpendapat bahwa istilah ‘Ulum Al-Quran muncul dengan ditulisnya kitab Al-Mabani fi Nazhm Al-Ma’ani yang ditulis tahun 425 H. (abad V H). Syangnya, penulis kitab belum ditemukan sampai sekarang. Kitab yang hasil cetakannya mencapai 250 halaman itu menyajikan pembahasan-pembahsan tentang makki-madani, nuzul Al-Quran, kodofkasi Al-Quran, penulisan dan mushaf, jumlah surat dan ayat, tafsir, ta’wil, muhkam-mutasyabih, turunnya Al-Quran dengan tujuh huruf dan pembahasan-pembahasan lainnya. Lebih lanjut, Syahbah mengkritik analisis yang dikemukakan oleh Al-Zarqani. Kritiknya itu menyangkut embel-embel “Ulum, Al-Quran” pada kitab Al-Quran yang dinyatakan oleh Al-Zarqani sebagai kitab ‘Ulum Al-Quran yang pretama kali muncul. Persoalannya, Al-Zarqani menyatakan juz 1 kitab itu hilang. Lalu, dari mana ia memperoleh nama kitab itu? Tetapi setelah dilakukan pengecekan terhadap kitab Kasyf Azh-Zhunun, meurut Syahbah, ternyata kitab itu bernama Al-Burhan fi Tafsir Al-Quran. Pendapat lain muncul semenjak abad III H, yaitu ketika Ibn al-Marzuban menulis kitab yang berjudul Al-Hawi fi ‘Ulum Al-Quran.

B.Ruang Lingkup Pembahasan ‘Ulum Al-Quran
Mengingat banyaknya ilmu yang berkaitan dengan pembahasan Al-Quran, ruang lingkup pembahasan Al-Quran itu jumlahnya sangat banyak. Bahkan, menurut Abu Bakar Al-‘Arabi, ilmu-ilmu Al-quran itu mencapai 77.450. Hitungan ini diperoleh dari hasil perkalian jumlah kalimat Al-Quran dengan empat, karena masing-masing kalimat mempunyai makna zhahir, batin, hadd dan mathla’. Sebab, setiap kata dalam al-Qur’an mengandung makna Dzohir, batin, terbatas, dan tidak terbatas. Perhitungan ini masih dilihat dari sudut mufrodatnya. Adapun jika dilihat dari sudut hubungan kalimat-kalimatnya, maka jumlahnya menjadi tidak terhitung. Firman Allah :

Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".

Berkenaan dengan persoalan ini, M. Hasbi ash-Shiddiegy berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan ‘Ulum Al-Quran terdiri dari enam hal pokok, yaitu :
1.Persoalan Turunnya Al-Quran (Nuzul Al-Quran)
Persoalan ini menyangkut tiga hal :
a.Waktu dan tempat turunnya Al-Quran
b.Sebab-sebab turunnya Al-Quran
c.Sejarah turunnya Al-Quran

2.Persoalan Sanad (Rangkaian Para Periwayat)
Persoalan ini menyangkut enam hal :
a.Riwayat mutawattir
b.Riwayat ahad
c.Riwayat syadz
d.Macam-macam qira’at Nabi
e.Para perawi dan penghapal Al-Quran
f.Cara-cara penyebaran riwayat

3.Persoalan Qira’at (cara pembacaan Al-Quran)
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut ini :
a.Cara berhenti (waqaf)
b.Cara memulai (ibtida’)
c.Imalah
d.Bacaan yang dipanjangkan (madd)
e.Meringankan bacaan hamzah
f.Memasukkan bunyi huruf yang sukun kepada bunyi sesudahnya (idgam)

4.Persoalan Kata-Kata Al-Quran
Persoalan ini menyangkut beberapa hal berikut :
a.Kata-kata Al-Quran yang asing (gharib)
b.Kata-kata Al-Quran yang berubah-ubah harakat akhirnya (mu’rab)
c.Kata-kata Al-Quran yang mempunyai makna serupa
d.Padanan kata-kata Al-Quran
e.Isti’arah
f.Penyerupaan

5. Persoalan membuat makna-makna Al-Quran yang berkaitan dengan hukum
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut :
a.Makna umum (‘am) yang tetap dalam keumumannya
b.Makna umum (‘am) yang dimaksudkan makna khusus
c.Makna umum (‘am) yang maknanya dikhususkan sunnah
d.Nash
e.Makna lahir
f.Makna global
g.Makna yang terperinci
h.Makna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraan
i.Makna yang dipahami dari konteks pembicaraan
j.Nash yang petnjuknya tidak melahirkan keraguan
k.Nash yang muskil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnya
l.Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiri
m.Ayat yang “menghapus” dan yang “dihapus”
n.Yang didahulukan
o.Yang dilahirkan

6.Persoalan makna-makna Al-Quran yang berpautan dengan kata-kata Al-Quran
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut ini :
a.Berpisah
b.Bersambung
c.Uraian singkat
d.Uraian panjang
e.Uraian seimbang
f.Pendek

C.Cabang-Cabang (Pokok Bahasan) ‘Ulum Al-Quran
Diantara cabang-cabang (pokok Bahasan) ‘Ulum Al-Quran adalah sebagai berikut:
1.Ilmu Adab Tilawat Al-Quran, yaitu ilmu-ilmu yan menerangkan aturan-aturan dalam pembacaan
2.Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang menerangkan cara-cara membaca Al-Quran, tempat memulai, atau tempat berhenti (waqaf)
3.Ilmu Mawathin An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan tempat-tempat, musim, awal dan akhir turun ayat.
4.Ilmu Tawarikh An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan masa dan urutan turun ayat, satu demi satu dari awal hingga akhir turunnya
5.Ilmu Asbab An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab turun ayat
6.Ilmu Qira’at, yaiu ilmu yang menerangkan ragam qira’at (pembacaan Al-Quran) yang telah diterima Rasulullah SAW. Qira’at ini apabila dikumpulkan terdiri atas sepuluhmacam, ada yang sahih dan ada pula yang tidak sahih
7.Ilmu Gharib Al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang ganjil yang tidak terdapat dalam kiutab-kitab konvensional, atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini menerangkan kata-kata yang halus, tinggi dan pelik
8.Ilmu i’rab Al-Quran yaitu ilmu yang menerangkan harakat Al-Quran dan kedudukan sebuah kata dalam kalimat
9.Ilmu Wujuh wa An-Nazha’ir, yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata Al-Quran yang mempunyai makna lebih dari satu
10.Ilmu Ma’tifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang dipandang muhkam dan yang dipandang mutasyabih
11.Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang mansukh oleh sebagian mufassir
12.Ilmu Badai’u Al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan keidahan susunan bahasa Al-Quran
13.Ilmu i’jaz Al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan segi-segi kekuatan Al-Quran sehingga dipandang sebagai suatu mukjizat dan dapat melemahkan penantang-penantangnya
14.Imu tanasub Ayat Al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan persesuain antara suatu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya
15.Ilmu Aqsam Al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Allah yang terdapat di dalam Al-Quran
16.Ilmu Amtsal Al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan perumpamaan-perumpamaan Al-Quran, yakni menerangkan ayat-ayat yang perumpamaan yang dikemukakan Al-Quran
17.Ilmu Jadal Al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan macam-macam perdebatan yng telah dihadapkan Al-Quran kepada segenap kaum musyrikin dan kelompok lainnya

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa secara terminologi, ‘Ulumul Qur’an adalah kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Pertumbuhan dan perkembangan ‘Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaan dan pemahamannya. Jadi, Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia yang disajikan dengan status sastra yang tinggi. Kitab suci ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia semenjak Al-Qur’an diturunkan, terutama terhadap ilmu pengetahuan, peradaban serta akhlak manusia. Secara garis besar Ilmu al-Qur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya. Dan Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum. Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplinilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaanya dan segi pemahamanya .   

B.Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam memiliki khazanah keilmuan yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi seorang muslim yang bijak sekaligus intelek. Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa dipahami oleh para pembaca.

 DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. Ulum Al-Quran. Bandung : Pustaka setia, 2007
Mardan. Al-Quran Sebuah Pengantar. Jakarta : Mazhab Ciputat, 2010



No comments:

Post a Comment