My Menus

Aug 5, 2025

Jurnal Pembelajaran_Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai_Kode Etik Guru




 JURNAL PEMBELAJARAN

 FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI

Filsafat Pancasila Dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara Sebagai Landasan Pendidikan Nasional











DISUSUN OLEH

 

NAMA                        : SAMSUL BAHRI

No. UKG                     : 202100042240

PROGRAM STUDI    : PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIT KERJA              : SMPIT WAHDAH ISLAMIYAH MALILI                     

 

PENDIDIKAN PROFESI GURU

BAGI GURU TERTENTU TAHAP 1

UNIVERSITAS NEGERI RONTALO

2025



A.    Pendidikan Budi Pekerti Berdasarkan Prinsip Ki Hajar Dewantara

Menyadari akan peran pendidikan dalam meneruskan nilai-nilai luhur bangsa dari generasi ke generasi semakin menambah keyakinan akan pentingnya pendidikan karakter. Sebagai seorang guru, tugas kita tidak hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan dan kecakapan kognitif saja  namun juga bagaimana seorang guru menumbuhkan budi pekerti dalam kehidupan siswa sehari-hari. 

Budi pekerti merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan suatu tenaga. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan budi pekerti dan penanaman nilai-nilai merupakan proses pembiasaan diri atau pembudayaan. Proses pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan memperhatikan 3 unsur utama asas TRIKON diantaranya:

1.     Kontinyu

Berarti bahwa suatu kebudayaan yang sifatnya turun temurun, berulang dan tidak terputus, sehingga dari generasi ke generasi diharapkan mampu menjaga dan mewariskan budaya sepanjang sejarah.

2.     Konvergen

Merupakan suatu upaya untuk memajukan kebudayaan Indonesia dengan cara memadukan budaya asing yang masuk ke Indonesia selagi tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan jati diri bangsa itu sendiri. Konvergen sifatnya mencerminkan keterbukaan terhadap sumber belajar dan menerapkan praktik baik dari kebudayaan lain dengan menjadikan budaya sendiri sebagai bagian dari alam secara universal.

3.     Konsentris

Sebagai bangsa yang berkembang, kita harus memiliki sifat keterbukaan atas setiap pembaharuan dan kemajuan zaman, namun tetap harus selektif dalam memilih budaya yang masuk karena dapat memberikan dampak yang besar bagi suatu kebudayaan bangsa. Pengaruh budaya lain ditempatkan secara konsentris dengan budaya bangsa sebagai pusat karakternya. Dalam dunia pendidikan, konsentris diartika bahwa pendidikan harus berpusat pada pengembangan diri sebagai manusia seutuhnya.

B.    Pendidikan dengan menggunakan asas trisentra

Keberhasilan pendidikan pada dasarnya tidak hanya didasari oleh bagaimana seorang guru memiliki kecakapan dalam mentransfer ilmu pengetahuan, namun keberhasilan pendidikan juga dipengaruhi oleh dimana dan bagaimana lingkungan peserta didik itu berada. Rasulullah Sallallahu ‘alaihiwasallam pernah menggambarkan bahwa lingkungan memiliki dampak yang luar biasa terhadap kemajuan seseorang. Seseorang yang kesehariannya bergaul dengan pandai besi, maka sedikit banyak ia akan terciprat aroma besi yang menyengat dan barang siapa yang erteman penjual parfum, maka sedikit banyak ia akan mendapat aroma yang wangi. Seperti itulah juga seorang peserta didik, dalam hidupnya peserta didik berada dalam tiga lingkungan pergaulan yang sangat penting dan memberikan pengaruh besar bagi mereka, diantaranya:

1.     Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupaka lembaga dasar pendidikan yang menjadi awal munculnya peradaban manusia dan mempengaruhi berkembangnya budi pekerti manusia. Berawal dari keluarga, peserta didik belajar tentang konsep dasar kebaikan seperti tolong menolong, hidup berdampingan, bekerjasama dan keterampilan sosial yang lain.

2.     Lingkungan Perguruan (sekolah)

Lingkungan sekolah menjadi lingkungan pusat pengelolaan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik. Lingkungan sekolah yang memiliki pandangan klasik tentang asas pendidikan membuat siswa menjadi tumbuh tak berbudi pekerti. Peserta didik berada dalam lingkungan sekolah ± 8 jam dalam sehari sehingga keberadaan sekolah harus mampu mengambil peran dalam menyatukan lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan pemuda (masyarakat) dan bukan sebaliknya sekolah menjadi lembaga yang menjauhkan peserta didik dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

3.     Lingkungan Pergaulan Pemuda (masyarakat)

Lingkungan pergaulan pemuda (masyarakat) umumnya terbentuk pada umur 14-20 tahun. Lingkungan pergaulan pemuda ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tumbuh kembang peserta didik karena didalamnya termuat unsur soliodaritas sehingga ketika pergaulan pada lingkungan pergaulan pemuda ini tidak terkontrol dengan baik maka akan sangat membahayakan tumbuh kembang peserta didik. Dalam dunia pendidikan, lingkungan pergaulan yang diakui seagai pusat adalah lingkungan yang dapat memberikan dukungan atas berkembangnya perilaku positif, kecerdasan jiwa, kecerdasan sosial dan budi pekerti.

C.    Pendidikan Sesuai Dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Berbagai permasalahan yang muncul dan melanda generasi muda saat ini tidak lepas dari situasi dan lingkungan sosial dimana peserta didik itu bertumbuh. Untuk itu pendidikan harus mampu mengambil peran dalam menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan zaman baik kodrat keadaan, kodrat  alam ataupun kodrat zaman.  Pemahaman akan pokok pikiran Ki Hajar Dewantara merumuskan bahwa pendidikan harus sejalan dengan kodrat keadaa yaitu kodrat alam dan kodrat zaman karena dengan mendidik peserta didik dengan konsep kodrat alam akan menjadikan pendidikan bersifat kontekstual. Ali Bin Abu Thalib pernah berkata “didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya bukan zamanmu”. Pendidikan yanng diusung oleh Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang berpihak kepada peserta didik

1.     Kodrat Keadaan

Kodrat keadaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari diri peserta didik. Kodrat keadaan terdiri dari 2 hal yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Ki Hajar Dewantara mengatakan ahwa “segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman”

2.     Kodrat alam merupakan kodrat yang berkaitan dengan sifat dan lingkungan peserta didik bertumbuh. Siswa yang tumbuh dilingkungan perkotaan dan siswa yang tumbuh di lingkungan pedesaan hendaknya mendapat pengetahuan yag dapat membantu mereka mendekatkannya dengan konteks alam peserta didik itu dibesarkan sehingga ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dapat dirasakan lanngsung manfaatnya oleh peserta didik.karena pada dasarnya guru berperan sebagai penyambung lidah atau penghubung yang dapat mentransferkan pengetahuan terhadap siswa sesuai dengan lingkungan mereka

3.     Kodrat zaman

Kodrat zaman merupakan kodrat yang berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Isi dan irama harus berjalan seiring dan berkembang secara dinamis. Pendidikan di era 90an berbeda dengan pendidikan peserta didik di era digital ini maka seorang guru dituntut untuk mampu segera beradaptasi denngan perkembangan zaman unntuk mendamping dan membantu murid untuk selamat dan bahagia. Perubahan zaman merupakan sesuatu yang pasti dan tidak dapat dicegah, sehingga ketika guru tidak memiliki kesiapan menghadapi perubahan zaman ini maka peserta didik akan sulit untuk hidup berdampingan dengan guru. Dengan adanya kodrat zaman ini menuntut guru untuk mengevaluasi sistem pembelajaran seperti strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang melek literasi serta mendampingi murid dalam menerima danmerespon informasi yang diterima. Penanaman budaya lokal secara kontinyu dapat menjadi benteng dalam merespon pengaruh-pengaruh luar sehingga adopsi muatan akan sejalan dengan konteks sosial budaya yang digunakan di Indonesia.


AKSI NYATA TERBAIKKU

FilsafatPancasila dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara Sebagai Landasan Pendidikan Nasional”

 

1.     Bagaimana rancangan pembelajaran yang Bapak Ibu susun secara konkret mewujudkan prinsip pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurut Ki Hajar Dewantara? Jelaskan Langkah-langkah Spesifik yang bapak ibu ambil!

Ø  Jawab: Sebagai seorang guru matematika di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili saya menyusun rancangan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan mengacu pada prinsip-prinsip Ki Hjaar Dewantara, Yaitu:

a.     Guru Sebagai Teladan

b.     Guru sebagai fasilitator

c.     Guru sebagai pendukung dan pemberi arahan bagi peserta didik

Adapun langkah-langkah spesifik yang saya ambil sebagai seorang guru matematika di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili ini adalah :

a.     Mengidentifikasi kebutuhan dan minat belajar siswa

b.     Memilih metode pembelajaran yang berpusat pada siswa

c.     Memilih dan menggunakan media pembelajaran interaktif seperti aplikasi pembelajaran online dan video

d.     Mengembangkan penilaian yang autentik seperti proyek dan presentasi untuk mengukur kemampuan siswa secara holistik

e.     Menggunakan bahasa yang sedrhana dalam menyampaikan materi pelajaran dan memastikan bahwa siswa mehami materi yang saya ajarkan

f.      Menghargai perbedaan setiap individu siswa dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan minat siswa.

2.     Pokok- pokok pikiran Ki Hajr Dewantara mana saja yang secara eksplisit bapak ibu guru terapkan dalam rancangan pembelajaran ini? Berikan contoh bagaimana penerapan tersebut terlihat dalam kegiatan pembelajaran!

Ø  Jawab: sebagai seorang guru matematika di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili, pokok-pokok pikiran Ki Hajar Dewantara yang saya terapkan dalam rancangan pembelajaran saya yaitu:

a.     Ing Ngarsa Sung Tulada saya sebagai seorang guru berperan sebagai teladan dalam segala aspek baik tanggung jawab, kerjasama, dan kejujuran.

b.     Ing Madya Mangun Karsa saya sebagai guru bertperan dalam memfasilitasi siswa untuk mengmbangkan kreativitas dan semanagt belajar mereka.

c.     Tut Wuri Handayani saya sebagai seorang guru harus ammpu memberikan dukungan dan arahan kepada setaip siswa dalam proses pembelajaran seperti memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.

Dalam pelajaran matematika yang saya ajarkan, pokok-pokok pikiran Ki Hajar Dewantara dapat terlihat:

a.     Pada saat melakukan diskusi kelompok, saya selaku guru membagi mereka ke dalam beberapa kelompok kecil yang dibentuk secara heterogen untuk membahas topik matematika. Saya memfasilitasi diskusi dengan memberikan arahan dan memastikan mereka memahami pelajaran hari ini.

b.     Saya memberikan tugas proyek matematika kepada siswa yang memungkinkan mereka untuk mengasah kemampuan problem solving mereka. Selama waktu pengerjaan proyek, saya sebagai guru matematika memberikan pendampingan dan dukungan.

c.     Setelah proses diskusi dan pengerjaan proyek berlangsung, saya lalu meminta siswa untuk mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas lalu meminta umpan balik dari teman-temannya dan sayapun memberikan umpan balik yang konstruktif tentang hasil kerja mereka.

3.     Strategi atau metode apa yang bapak/ibu pilih untuk mengakomodasi keberagaman kebutuhan dan karakteristik peserta didik dalam rancangan ini

Ø  Jawab: sebagai seorang guru matematika di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili, saya memilih startegi pembelajaran yang beragam dalam mengajarkan mata pelajaran matematika untuk mengakomodasi keberagamankarakteristik siswa. Beberapa strategi yang saya gunakan dalam pembelajaran matematika adalah:

a.     Pembelajaran berdiferensiasi

b.     Pembelajaran berbasis proyek

c.     Pembelajaran kooperatif

d.     Asesmen berbasis kinerja

Strategi-strategi tersebut saya terapkan dengan cara, memilih contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari untuk mempromosikan kemampuan siswa dalam memahami amtematika, memilih media pembelajaran yang interaktif dan menggunakan asesmen yang beragam seperti tes, kuis dan proyek unntuk melihat sejauh mana kemampuan siswa.


CERITA REFLEKSIKU

 

FilsafatPancasila dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara Sebagai Landasan Pendidikan Nasional”

 

1.    Setelah menyusun rancangan pembelajaran ini, pemahaman baru apa yang bapak ibu dapatkan mengenai konsep pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan relevansinya dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara?

2.    Tantangan Apa saja yang Bapak/ibu hadapi saat menyusun rancangan pembelajaran ini? Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi tantangan tersebut?

3.    Bagaimana rencaana pembelajaran yang bapak/ibu susun ini dapat berkonstribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas bapak/ibu?

 

Jawab:

1.     Setelah membuat rancangan pembeblajaran ini, pemahaman baru yanng saya temukan tentang konsep pemeblajaran yang berpusat pada peserta didik dan relevansinya dengan pemikian Ki Hajar Dewantara adalah :

a.     Saya memahami bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pendekatan pembelajaran yang sanagat memperioritaskan bakat dan minat, kebutuhan peserta didik, dan kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar

b.     Saya memahami bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa sangat relevan dengan pemikiran Ki Hjar Dewantara yang sanagt menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada peserta didik

c.     Saya memahami abhwa tugas saya sebagai seorang guru buka hanay bertugas menyampaikan materi pelajaran namun lebih kepada saya berperan sebagai fasilitator yang bertugas untuk memahami konsep dan mengembangkan kemampuan mereka

2.     Sebagai seorang guru amtematika di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili, beberapa tantangan yang saya hadapi dalam menyusun rancangan pembelajaran ini adalah saya perlu memastikan bahwa rancangan pembelajaran yang telah saya buat telah terintegrasi dengan konsep matematik dan nilai-nilai islam yang sesuai dengan visi dan misi sekolah, saya perlu memasyikan bahwa rancangan pembelajaran yang telah saya buat benar-benar telah mengcover semua kebutuhan dan kemampuan siswa yang beragam sehingga semua siswa dapat mencapai hasil akhir yang baik.

3.     Mengatasi keterbatasan sumber daya yang ada di sekolah untuk mempromosikan pembelajaran matematika yang efektif.


UMPAN BALIK REKAN SEJAWAT

Nama   : Muh. Sultan Nur, S.E

Mapel  : Ilmu Pendidikan Sosial

Tempat Tugas : SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Malili

Aksi nyata yang bapak buat kali ini sangat menarik untuk kita kaji lebih lanjut, karena pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan peserta didik ternyata memiliki pengaruh yang sanagt besar dalam meningkatkan semangat belajar dan motivasi belajar siswa. Selain itu, dari jurnal pembelajaran yang bapak buat, sya sangat tertarik dengan pembahasan tentang kodrat keadaaan dimana ternyata ada kodrat alam dan kodrat zaman. Sukses selalu untuk bapak dan semangat berkarya.



No comments:

Post a Comment