JURNAL PEMBELAJARAN
FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI
DISUSUN OLEH
NAMA :
SAMSUL BAHRI
No. UKG : 202100042240
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIT KERJA :
SMPIT WAHDAH ISLAMIYAH MALILI
PENDIDIKAN
PROFESI GURU
BAGI
GURU TERTENTU TAHAP
1
UNIVERSITAS
NEGERI RONTALO
2025
A.
Pendidikan Budi Pekerti Berdasarkan
Prinsip Ki Hajar Dewantara
Menyadari akan
peran pendidikan dalam meneruskan nilai-nilai luhur bangsa dari generasi ke
generasi semakin menambah keyakinan akan pentingnya pendidikan karakter.
Sebagai seorang guru, tugas kita tidak hanya sebatas mentransfer ilmu
pengetahuan dan kecakapan kognitif saja
namun juga bagaimana seorang guru menumbuhkan budi pekerti dalam
kehidupan siswa sehari-hari.
Budi pekerti
merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau
kemauan sehingga menimbulkan suatu tenaga. Menurut Ki Hajar Dewantara
Pendidikan budi pekerti dan penanaman nilai-nilai merupakan proses pembiasaan
diri atau pembudayaan. Proses pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan
memperhatikan 3 unsur utama asas TRIKON diantaranya:
1.
Kontinyu
Berarti bahwa
suatu kebudayaan yang sifatnya turun temurun, berulang dan tidak terputus,
sehingga dari generasi ke generasi diharapkan mampu menjaga dan mewariskan
budaya sepanjang sejarah.
2.
Konvergen
Merupakan
suatu upaya untuk memajukan kebudayaan Indonesia dengan cara memadukan budaya
asing yang masuk ke Indonesia selagi tidak bertentangan dengan nilai-nilai
kebangsaan dan jati diri bangsa itu sendiri. Konvergen sifatnya mencerminkan
keterbukaan terhadap sumber belajar dan menerapkan praktik baik dari kebudayaan
lain dengan menjadikan budaya sendiri sebagai bagian dari alam secara
universal.
3.
Konsentris
Sebagai bangsa yang berkembang, kita harus memiliki sifat keterbukaan atas setiap pembaharuan dan kemajuan zaman, namun tetap harus selektif dalam memilih budaya yang masuk karena dapat memberikan dampak yang besar bagi suatu kebudayaan bangsa. Pengaruh budaya lain ditempatkan secara konsentris dengan budaya bangsa sebagai pusat karakternya. Dalam dunia pendidikan, konsentris diartika bahwa pendidikan harus berpusat pada pengembangan diri sebagai manusia seutuhnya.
B.
Pendidikan
dengan menggunakan asas trisentra
Keberhasilan
pendidikan pada dasarnya tidak hanya didasari oleh bagaimana seorang guru
memiliki kecakapan dalam mentransfer ilmu pengetahuan, namun keberhasilan
pendidikan juga dipengaruhi oleh dimana dan bagaimana lingkungan peserta didik
itu berada. Rasulullah Sallallahu ‘alaihiwasallam pernah menggambarkan bahwa
lingkungan memiliki dampak yang luar biasa terhadap kemajuan seseorang.
Seseorang yang kesehariannya bergaul dengan pandai besi, maka sedikit banyak ia
akan terciprat aroma besi yang menyengat dan barang siapa yang erteman penjual
parfum, maka sedikit banyak ia akan mendapat aroma yang wangi. Seperti itulah
juga seorang peserta didik, dalam hidupnya peserta didik berada dalam tiga
lingkungan pergaulan yang sangat penting dan memberikan pengaruh besar bagi
mereka, diantaranya:
1.
Lingkungan
Keluarga
Lingkungan
keluarga merupaka lembaga dasar pendidikan yang menjadi awal munculnya
peradaban manusia dan mempengaruhi berkembangnya budi pekerti manusia. Berawal
dari keluarga, peserta didik belajar tentang konsep dasar kebaikan seperti
tolong menolong, hidup berdampingan, bekerjasama dan keterampilan sosial yang
lain.
2.
Lingkungan
Perguruan (sekolah)
Lingkungan sekolah menjadi lingkungan pusat pengelolaan
pendidikan untuk mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik. Lingkungan
sekolah yang memiliki pandangan klasik tentang asas pendidikan membuat siswa
menjadi tumbuh tak berbudi pekerti. Peserta didik berada dalam lingkungan
sekolah ± 8 jam dalam sehari sehingga keberadaan sekolah harus mampu mengambil
peran dalam menyatukan lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan pemuda
(masyarakat) dan bukan sebaliknya sekolah menjadi lembaga yang menjauhkan
peserta didik dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
3.
Lingkungan
Pergaulan Pemuda (masyarakat)
Lingkungan
pergaulan pemuda (masyarakat) umumnya terbentuk pada umur 14-20 tahun.
Lingkungan pergaulan pemuda ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
tumbuh kembang peserta didik karena didalamnya termuat unsur soliodaritas
sehingga ketika pergaulan pada lingkungan pergaulan pemuda ini tidak terkontrol
dengan baik maka akan sangat membahayakan tumbuh kembang peserta didik. Dalam
dunia pendidikan, lingkungan pergaulan yang diakui seagai pusat adalah
lingkungan yang dapat memberikan dukungan atas berkembangnya perilaku positif,
kecerdasan jiwa, kecerdasan sosial dan budi pekerti.
C.
Pendidikan Sesuai Dengan Kodrat Alam dan
Kodrat Zaman
Berbagai permasalahan
yang muncul dan melanda generasi muda saat ini tidak lepas dari situasi dan
lingkungan sosial dimana peserta didik itu bertumbuh. Untuk itu pendidikan
harus mampu mengambil peran dalam menjawab setiap tantangan sesuai dengan
perkembangan zaman baik kodrat keadaan, kodrat
alam ataupun kodrat zaman. Pemahaman akan pokok pikiran Ki Hajar
Dewantara merumuskan bahwa pendidikan harus sejalan dengan kodrat keadaa yaitu
kodrat alam dan kodrat zaman karena dengan mendidik peserta didik dengan konsep
kodrat alam akan menjadikan pendidikan bersifat kontekstual. Ali Bin Abu Thalib
pernah berkata “didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada
zamannya bukan zamanmu”. Pendidikan yanng diusung oleh Ki Hajar Dewantara
adalah pendidikan yang berpihak kepada peserta didik
1.
Kodrat Keadaan
Kodrat keadaan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari diri peserta didik. Kodrat
keadaan terdiri dari 2 hal yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Ki Hajar
Dewantara mengatakan ahwa “segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan
dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman”
2.
Kodrat alam
merupakan kodrat yang berkaitan dengan sifat dan lingkungan peserta didik
bertumbuh. Siswa yang tumbuh dilingkungan perkotaan dan siswa yang tumbuh di
lingkungan pedesaan hendaknya mendapat pengetahuan yag dapat membantu mereka
mendekatkannya dengan konteks alam peserta didik itu dibesarkan sehingga ilmu pengetahuan
yang mereka dapatkan dapat dirasakan lanngsung manfaatnya oleh peserta
didik.karena pada dasarnya guru berperan sebagai penyambung lidah atau
penghubung yang dapat mentransferkan pengetahuan terhadap siswa sesuai dengan
lingkungan mereka
3.
Kodrat zaman
Kodrat zaman merupakan kodrat yang berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Isi dan irama harus berjalan seiring dan berkembang secara dinamis. Pendidikan di era 90an berbeda dengan pendidikan peserta didik di era digital ini maka seorang guru dituntut untuk mampu segera beradaptasi denngan perkembangan zaman unntuk mendamping dan membantu murid untuk selamat dan bahagia. Perubahan zaman merupakan sesuatu yang pasti dan tidak dapat dicegah, sehingga ketika guru tidak memiliki kesiapan menghadapi perubahan zaman ini maka peserta didik akan sulit untuk hidup berdampingan dengan guru. Dengan adanya kodrat zaman ini menuntut guru untuk mengevaluasi sistem pembelajaran seperti strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang melek literasi serta mendampingi murid dalam menerima danmerespon informasi yang diterima. Penanaman budaya lokal secara kontinyu dapat menjadi benteng dalam merespon pengaruh-pengaruh luar sehingga adopsi muatan akan sejalan dengan konteks sosial budaya yang digunakan di Indonesia.
AKSI
NYATA TERBAIKKU
“FilsafatPancasila dan Pemikiran Ki Hajar
Dewantara Sebagai Landasan Pendidikan Nasional”
1.
Bagaimana rancangan pembelajaran yang
Bapak Ibu susun secara konkret mewujudkan prinsip pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik menurut Ki Hajar Dewantara? Jelaskan Langkah-langkah
Spesifik yang bapak ibu ambil!
Ø Jawab:
Sebagai seorang guru matematika di SMPIT Wahdah Islamiyah
Malili saya menyusun rancangan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
dengan mengacu pada prinsip-prinsip Ki Hjaar Dewantara, Yaitu:
a.
Guru Sebagai
Teladan
b.
Guru sebagai
fasilitator
c.
Guru sebagai
pendukung dan pemberi arahan bagi peserta didik
Adapun langkah-langkah spesifik yang saya ambil sebagai
seorang guru matematika di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili ini adalah :
a.
Mengidentifikasi
kebutuhan dan minat belajar siswa
b.
Memilih metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa
c.
Memilih dan
menggunakan media pembelajaran interaktif seperti aplikasi pembelajaran online
dan video
d.
Mengembangkan
penilaian yang autentik seperti proyek dan presentasi untuk mengukur kemampuan
siswa secara holistik
e.
Menggunakan
bahasa yang sedrhana dalam menyampaikan materi pelajaran dan memastikan bahwa
siswa mehami materi yang saya ajarkan
f. Menghargai perbedaan setiap individu siswa dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan minat siswa.
2.
Pokok- pokok pikiran Ki Hajr Dewantara
mana saja yang secara eksplisit bapak ibu guru terapkan dalam rancangan
pembelajaran ini? Berikan contoh bagaimana penerapan tersebut terlihat dalam
kegiatan pembelajaran!
Ø Jawab:
sebagai seorang guru matematika di SMPIT Wahdah Islamiyah
Malili, pokok-pokok pikiran Ki Hajar Dewantara yang saya terapkan dalam
rancangan pembelajaran saya yaitu:
a.
Ing Ngarsa Sung Tulada saya sebagai
seorang guru berperan sebagai teladan dalam segala aspek baik tanggung jawab,
kerjasama, dan kejujuran.
b.
Ing Madya Mangun Karsa saya sebagai
guru bertperan dalam memfasilitasi siswa untuk mengmbangkan kreativitas dan
semanagt belajar mereka.
c.
Tut Wuri Handayani saya sebagai
seorang guru harus ammpu memberikan dukungan dan arahan kepada setaip siswa
dalam proses pembelajaran seperti memberikan umpan balik yang konstruktif
kepada siswa.
Dalam pelajaran matematika yang saya ajarkan,
pokok-pokok pikiran Ki Hajar Dewantara dapat terlihat:
a.
Pada saat
melakukan diskusi kelompok, saya selaku guru membagi mereka ke dalam beberapa
kelompok kecil yang dibentuk secara heterogen untuk membahas topik matematika.
Saya memfasilitasi diskusi dengan memberikan arahan dan memastikan mereka
memahami pelajaran hari ini.
b.
Saya
memberikan tugas proyek matematika kepada siswa yang memungkinkan mereka untuk
mengasah kemampuan problem solving mereka. Selama waktu pengerjaan proyek, saya
sebagai guru matematika memberikan pendampingan dan dukungan.
c. Setelah proses diskusi dan pengerjaan proyek berlangsung, saya lalu meminta siswa untuk mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas lalu meminta umpan balik dari teman-temannya dan sayapun memberikan umpan balik yang konstruktif tentang hasil kerja mereka.
3.
Strategi atau metode apa yang bapak/ibu
pilih untuk mengakomodasi keberagaman kebutuhan dan karakteristik peserta didik
dalam rancangan ini
Ø Jawab:
sebagai seorang guru matematika di SMPIT Wahdah Islamiyah
Malili, saya memilih startegi pembelajaran yang beragam dalam mengajarkan mata
pelajaran matematika untuk mengakomodasi keberagamankarakteristik siswa.
Beberapa strategi yang saya gunakan dalam pembelajaran matematika adalah:
a.
Pembelajaran berdiferensiasi
b.
Pembelajaran berbasis proyek
c.
Pembelajaran kooperatif
d.
Asesmen berbasis kinerja
Strategi-strategi tersebut saya terapkan dengan cara, memilih contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari untuk mempromosikan kemampuan siswa dalam memahami amtematika, memilih media pembelajaran yang interaktif dan menggunakan asesmen yang beragam seperti tes, kuis dan proyek unntuk melihat sejauh mana kemampuan siswa.
CERITA
REFLEKSIKU
“FilsafatPancasila dan Pemikiran Ki Hajar
Dewantara Sebagai Landasan Pendidikan Nasional”
1. Setelah menyusun rancangan
pembelajaran ini, pemahaman baru apa yang bapak ibu dapatkan mengenai konsep
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan relevansinya dengan pemikiran
Ki Hajar Dewantara?
2. Tantangan Apa saja yang Bapak/ibu
hadapi saat menyusun rancangan pembelajaran ini? Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi
tantangan tersebut?
3. Bagaimana rencaana pembelajaran
yang bapak/ibu susun ini dapat berkonstribusi pada peningkatan kualitas
pembelajaran di kelas bapak/ibu?
Jawab:
1.
Setelah
membuat rancangan pembeblajaran ini, pemahaman baru yanng saya temukan tentang
konsep pemeblajaran yang berpusat pada peserta didik dan relevansinya dengan
pemikian Ki Hajar Dewantara adalah :
a.
Saya memahami
bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pendekatan pembelajaran
yang sanagat memperioritaskan bakat dan minat, kebutuhan peserta didik, dan
kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar
b.
Saya memahami bahwa
pembelajaran yang berpusat pada siswa sangat relevan dengan pemikiran Ki Hjar
Dewantara yang sanagt menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada
peserta didik
c.
Saya memahami
abhwa tugas saya sebagai seorang guru buka hanay bertugas menyampaikan materi
pelajaran namun lebih kepada saya berperan sebagai fasilitator yang bertugas
untuk memahami konsep dan mengembangkan kemampuan mereka
2.
Sebagai
seorang guru amtematika di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili, beberapa tantangan
yang saya hadapi dalam menyusun rancangan pembelajaran ini adalah saya perlu
memastikan bahwa rancangan pembelajaran yang telah saya buat telah terintegrasi
dengan konsep matematik dan nilai-nilai islam yang sesuai dengan visi dan misi
sekolah, saya perlu memasyikan bahwa rancangan pembelajaran yang telah saya
buat benar-benar telah mengcover semua kebutuhan dan kemampuan siswa yang
beragam sehingga semua siswa dapat mencapai hasil akhir yang baik.
3.
Mengatasi
keterbatasan sumber daya yang ada di sekolah untuk mempromosikan pembelajaran matematika
yang efektif.
UMPAN BALIK REKAN SEJAWAT
Nama : Muh. Sultan Nur, S.E
Mapel : Ilmu Pendidikan Sosial
Tempat Tugas : SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Malili
Aksi nyata yang bapak buat kali ini sangat menarik untuk kita kaji lebih lanjut, karena pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan peserta didik ternyata memiliki pengaruh yang sanagt besar dalam meningkatkan semangat belajar dan motivasi belajar siswa. Selain itu, dari jurnal pembelajaran yang bapak buat, sya sangat tertarik dengan pembahasan tentang kodrat keadaaan dimana ternyata ada kodrat alam dan kodrat zaman. Sukses selalu untuk bapak dan semangat berkarya.
No comments:
Post a Comment