JURNAL PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
SOSIAL EMOSIONAL
DISUSUN OLEH
NAMA :
SAMSUL BAHRI
No. UKG : 202100042240
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIT KERJA :
SMPIT WAHDAH ISLAMIYAH MALILI
PENDIDIKAN
PROFESI GURU
BAGI
GURU TERTENTU TAHAP
1
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2025
A. LATAR BELAKANG
Di era modern ini kebutuhan peserta didik semakin banyak
dan tantangan dalam dunia pendidikan semakin menuntut guru untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dalam
menciptakan suasana belajar dengan iklim positif berdasarkan konsep
experiental learning. Experiental learning ini sangat dibutuhkan di sekolah
untuk mencapai tujuan:
1.
Menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan
2.
Guru mampu
mengobservasi peserta didik dengan bantuan experiental learning.
Pada
pembelajaran berbasis pengalaman ini guru memegang peran sebagai fasilitator
yang diharapkan dapat menyajikan mata pelajaran khususnya mata pelajaran
matematika dengan cara yang lebih kreatif dan menyenangkan serta mendorong
munculnya kreativitas siswa.
Pembelajaran
berbasis pengalaman (experiental learning) menjadi penting untuk diterapkan di sekolah karena
beberapa alasan yaitu :
1.
Pembelajaran
dapat menjadi lebih efektif khususnya mata pelajaran matematika siswa dapat
memahami dan terlibat secara aktif
2.
Experiental
learning dapat meningkatkan retensi siswa karena siswa dapat langsung
menerapkan ilmu yang mereka pelajari
3.
Meningkatnya
kemampuan berpikir kritis siswa
4.
Meningkatnya
motivasi belajar siswa
Penerapan experiental learning yang baik dan tepat
sasaran dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan tidak hanya dalam
bidang akademik namun juga keterampilan siswa sehingga dapat lebih komprehensif
dan siap untuk diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Proses penerapan
pembelajaran berbasis pengalaman (experiental learning) terdapat 4 tahapan yang
harus dilakukan yaitu:
1.
Tahap
pengalaman nyata
2.
Tahap
observasi refleksi
3.
Tahap
konseptualisasi
4.
Tahap
implementasi
B.CERITA REFLEKSI SAYA SEBAGAI GURU MATEMATIKA DALAM
MENERAPKAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL MENGGUNAKAN EXPERIENTAL LEARNING
Pembelajaran sosial emosional menggunakan experiental
learning merupakan hal yang asing di teinga saya sebagai seorang guru
matematika di SMPIT Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Malili. Setelah mempelajari
modul 2 ini tentang pembelajaran sosial emosional dan experiental learning ini,
saya mulai menyadari bahwa tugas saya sebagai seorang guru tidak hanya
bertanggung jawab dalam mengajarkan siswa tentang mata pelajaran matematika
namun lebih daripada itu, tugas saya sebagai seorang guru punya kewajiban untuk
turut serta mengembangkan kemampuan sosial emosional untuk membantu siswa
mencapai kesuksesan di masa depan.
Pernah suatu waktu saya mengajarkan konsep geometri pada
kelas VIII di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili, saya menconba menerapkan
pemnbelajaran dengan menggunakan pendekatan experiental learning. Pada saat
itu, saya mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk membuat
bangunan menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
Langkah awal yang saya lakukan ketika menerapkan pendekatan ini adalah dengan
membentuk beberapa kelompok lalu memberikan tugas kepada masing-masing kelompok
tersebut untuk membuat model bangunan yang memenuhi kriteria tertentu seperti
memiliki bentuk yang simetris dan menggunakan alat dan bahan yang ada di
sekitar sekolah.
Selama proses pembelajaran berlangsung, saya sebagai guru
melakukan pengamatan kepada setiap kelompok dan menemukan bahwa siswa mulai
bekerja sama, berbagi ide dan gagasa, serta memecahkan masalah yang mereka
dapatkan. Selain itu, saya juga menemukan bahwa beberapa siswa yang sebelumnya
mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep geometri menjadi lebih percaya
diri dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat proses diskusi
berlangsung, beberapa kelompok mengalami tantangan seperti perbedaan pendapat
dan sulit menemukan kesepakatan, namun dengan bantuan kami selaku guru dan
beberapa teman yang lain, tantangan ini dapat teratasi sehingga pada akhirnya
mereka menemukan pemecahan masalah dan memperoleh hasil dari tujuan diskusi.
Setelah proses pembelajaran selesai, saya meminta siswa untuk merefleksikan hasil dari
pengalaman belajar mereka. Beberapa
siswa mengatakan bahwa mereka lebih senang belajar matematika menggunakan
konsep experiental learning ini karena merasa lebih percaya diri dalam
menerapkan konsep tersebut dalam situasi nyata. Mereka juga mengatakan bahwa
dengan konsep eksperiental learning ini, kemampuan mereka dalam mengelola emosi
benar-benar dibutuhkan karena mereka dituntut untuk mampu mengontrol emosi mereka
ketika mengalami perbedaan pendapat pada saat diskusi berlangsung.
Melihat antusias siswa dalam proses pembelajaran, saya
sebagai seorang guru matematika merasa sangat senang dan meyakini bahwa benar bahwa pembelajaran
sosial emosional ini dapat membantu saya sebagai guru dan membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan yang lebih komprehensip
tidak hanya dalam segi pengetahuan tapi juga dalam hal mengelola
kemampuan sosial emosional mereka. Sebagai seorang guru matematika di SMPIT
Wahdah Islamiyah Malili ini, saya berencana unntuk melanjutkan pembelajaran
sosial emosional ini dengan pendekatan experiental learning dalam mata
pelajaran yang saya ampuh karena saya percaya bahwa pendekatan ini merupakan
salah satu pendekatan yang paling efektif dalam mengembangkan kemampuan siswa
yang lebih komprehesif.
AKSI
NYATA TERBAIKKU
RENCANA
PELAKSANAAN LAYANAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN
EXPERIENTAL LEARNING
C. PROSES EXPREIENTAL LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMPIT WAHDAH ISLAMIYAH MALILI MATERI GEOMETRI KELAS VIII
Materi :Menghitung luas dan keliling bangun datar (segitiga, persegi dan persegi panjang)
Kelas :
VIII
Guru Mapel : Samsul Bahri
No. |
Tahapan/Proses Experiental Learning |
Contnoh Penerapan Experiental Learning di SMPIT Wahdah
Islamiyah Malili pada materi geometri |
1. |
Pengalaman nyata (Concret Experience) |
Pengalaman nyata: a. siswa diminta untuk mendesign dan membuat sebuah
karya taman mini menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekolah b. siswa mengukur luas dan keliling taman mini yang
mereka buat menggunakan alat dan bahan yang di lingkungan SMPIT Wahdah
Islamiyah Malili c. siswa mempresentasikan design taman mini yang mereka
buat dan menjelaskan cara untuk menghitung luas dan keliling dari taman mini
tersebut |
2. |
Observasi Refleksi (Reflective observation) |
Setelah proses pengalaman nyata telah diselesaikan,
selanjutnya dilakukan observasi refleksi dengan cara: a. siswa diminta untuk menuliskan hasil kerja mereka
dalam lembar kerja refleksi b. guru memberikan pertanyaan refleksi: Ø
Hal apa saja yang saya dapatkan setelah mempelajari
konsep ini? Ø
Bagaimana cara saya menggunakan konsep geomtri yang
telah dipelajari pada taman mini yang saya buat? Ø
Bagaimana cara saya untuk mengaplikasikan konsep
geometri yang telah saya pelajari dalam kehidupan nyata? |
3. |
Konseptualisasi |
Pada tahap konseptualisasi ini, siswa diminta untuk: a. memikirkan bagaimana konsep geometri ini dapat
dipakai dalam kehidupan sehari-hari b. siswa diminta untuk mencontohkan bagaimana konsep
geometri ini dipakai pada bidang profesi seperti arsitektur, pertanian dan
teknik sipil c.siswa menganalisis cara kerja geometri dalam mengatasi
permasalahan sehari-hari |
4. |
Implementasi |
Pada tahapan implementasi ini dilakukan 3 hal: Ø
Siswa diberikan pembelajaran berbasis proyek Ø
Siswa melakukan aktivitas lapangan seperti mengukur luas
dan keliling lapangan, membuat sketsa dan gambar yang menggunakan konsep
geometri. Ø
Siswa diminta untuk melakukan simulasi yang menerapka
konsep geometri, simulasi design ruangan , dan simulasi mengukur luas dan
keliling lapangan di SMPIT Wahdah Islamiyah Malili |
UMPAN
BALIK REKAN SEJAWAT
Nama : La Ode Pola Kota, S.Pd.I.
Mapel : Pendidikan Agama Islam
Tempat Tugas : SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Malili
Setelah melihat jurnal pembelajaran yang saudara samsul buat ini dan rencana pelaksanaan layanan yang dibuat, saya sangat mengapresiasinya karena dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional dengan pendekatan experiental learning ini ternyata dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dengan pendekatan experiental learning ini, mata pelajaran lebih bermanfaat karena dapat dirasakan langsung oleh siswa. Salah satunya adalah pada mata pelajaran matematika
No comments:
Post a Comment