My Menus

Jan 9, 2015

Teori Pendidikan Islam Model Albert Bandura

TEORI PENDIDIKAN ISLAM
Model Albert Bandura




DI SUSUN OLEH:
SAMSUL BAHRI
20700113033


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

 

1.Pengertian Teori Kognitif sosial
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menjelaskan bahwa faktor sosial dan kognitif serta faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, faktor sosial mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Bandura adalah salah satu perancang teori kognitif sosial.

Teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Orang belajar melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut. “Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk bertindak.”
Menurut Bandura (1986) yang mengemukakan empat komponen dalam proses belajar meniru (modeling) melalui pengamatan, yaitu:

a.Atensi/ Memperhatikan
 Sebelum melakukan peniruan terlebih dahulu, orang menaruh perhatian terhadap model yang akan ditiru. Keinginan untuk meniru model karena model tersebut memperlihatkan atau mempunyai sifat dan kualitas yang hebat, yang berhasilk, anggun, berkuasa dan sifat-sifat lain.

Keinginan memperhatikan dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan dan minat-minat pribadi. Semakin ada hubungannya dengan kebutuhan dan minatnya, semakin mudah tertarik perhatiannya; sebaliknya tidak adanya kebutuhan dan minat, menyebabkan seseorang tidak tertarik perhatiannya.

b.Retensi/ Mengingat
Setelah memperhatikan dan mengamati suatu model, maka pada saat lain anak memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan model tersebut. Anak melakukan proses retensi atau mengingat dengan menyimpan memori mengenai model yang dia lihat dalam bentuk simbol-simbol. Bandura mengemukakan kedekatan dalam rangsang sebagai faktor terjadinya asosiasi antara rangsang yang satu dengan rangsang yang lain bersama-sama. Timbulnya satu ingatan karena ada rangsang yang menarik ingatan lain untuk disadari karena kualitas rangsang-rangsang tersebut kira-kira sama atau hampir sama dan ada hubungan yang dekat.

c.Memproduksi gerak motorik
Supaya bisa mereproduksikan tingkah laku secara tepat, seseorang harus sudah bisa memperlihatkan kemampuan –kemampuan motorik. Kemampuan motorik ini juga meliputi kekuatan fisik. Misalnya seorang anak mengamati ayahnya mencangkul di ladang. Agar anak ini dapat meniru apa yang dilakukan ayahnya, anak ini harus sudah cukup kuat untuk mengangkat cangkul dan melakukan gerak terarah seperti ayahnya.

d.Ulangan Penguatan dan motivasi
Setelah seseorang melakukan pengamatan terhadap suatu model, ia akan mengingatnya. Diperlihatkan atau tidaknya hasil pengamatan dalam tingkah laku yang nyata, bergantung pada kemauan atau motivasi yang ada. Apabila motivasi kuat untuk memperlihatkannya, misalnya karena ada hadiah atau keuntungan, maka ia akan melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya. Mengulang suatu perbuatan untuk memperkuat perbuatan yang sudah ada, agar tidak hilang, disebut ulangan – penguatan.Dalam tumbuh kembang anak, teori ini sangat berguna sebagai bentuk acuan pembelajaran yang tepat untuk anak. Orang tua, guru, atau pihak-pihak lain dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan menerapkan teori ini. mereka dapat lebih memahami tindakan apa yang pantas atau tidak untuk ditunjukkan kepada anak sebagai bentuk pembelajaran dan pembentukan pola tingkah laku diri.

2.Teori pembelajaran sosial dalam perpektif Islam
Dalam Islam keteladanan tertinggi ada pada Nabi Muhammad saw., dialah yang menjadi panutan dan suri teladan bagi kaum muslimin seluruhnya. Segala sikap dan tingkah laku kaum muslimin pastilah harus mengikuti sikap dan perilaku beliau, maka mengikuti apa-apa yang datang dari Nabi saw. adalah termasuk ibadah dan mengandung pahala. Hal ini tidak lain karena Allah telah menetapkan agar Rasul-Nya selalu menjadi contoh yang baik dan karena Allahlah yang telah mendidiknya dengan didikan yang sebaik-baiknya.
21.Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Pakar psikologi asal Amerika, Albert Bandura, telah mengemukakan teori yang menyangkut hal ini, yang disebut dengan teori belajar sosial (social learning theory), menurut teori ini, anak belajar dengan melakukan modeling (meniru) pada perilaku orang tuanya. Sebagai contoh, seorang anak laki-laki kecil mungkin mengamati ledakan amarah dan sikap permusuhan ayahnya yang agresif dengan orang lain, ketika diamati bersama-sama dengan teman-teman sebayanya, gaya berinteraksi anak laki-laki kecil tadi sangat agresif, memperlihatkan perilaku yang sama dengan yang ditunjukkan oleh ayahnya.

Bagaimana pun perilaku orang tua sangat berpengaruh pada perilaku anak. Hal ini karena anak dalam perkembangan hidupnya selalu belajar dengan mengamati apa yang dilakukan orang lain, dalam hal ini yang paling penting adalah orang tua. Melalui cara belajar mengamati (juga disebut “modeling” atau “imitasi / imitation”), anak dengan kemampuan kognitif mereka mengamati perilaku orang lain dan kemudian mengadopsi perilaku itu ke dalam dirinya.

Mengapa anak termotivasi untuk meniru perilaku orang tua mereka? Hal ini karena anak-anak mengharapkan, baik secara sadar maupun tidak sadar untuk dapat memperoleh dan mempertahankan afeksi (cinta dan kasih sayang) dari orang tua mereka dan menghindari hukuman (punishment) dengan berperilaku seperti orang tua mereka.

Dengan demikian keteladanan menjadi sarana pendidikan yang lebih efektif dari sekadar kata-kata perintah kepada anak-anak tanpa adanya contoh nyata dari orang tua. Karena kata-kata perintah tanpa adanya contoh nyata adalah sama dengan omong kosong. Orang tua yang selalu memerintahkan untuk membaca buku, tetapi mereka sendiri dalam kesehariannya tidak sedikit pun memegang, apalagi membaca buku, bukannya membuat anak gemar membaca, melainkan yang terjadi adalah kekecewaan anak terhadap perilaku orang tuanya. Padahal, dengan selalu membaca buku di depan anak-anak, cukuplah membuat anak-anak gemar membaca tanpa harus ada perintah dari orang tua.

3.Kekurangan dan kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Ada beberapa kelemahan dan kelebihan Teori belajar sosial Albert Bandura yaitu sebagai berikut:
a.Kelemahan
Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

b.   Kelebihan
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.

Kinetika Reaksi

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kinetika reaksi menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahan – perubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi di tentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan.

Keberadaan reaksi kimia ditentukan oleh tinjauan termodinamika dan kinetika. Termodinamika memberikan informasi kearah mana reaksi/ perubahan kimia itu secara spontan dapat berlangsung, atau dengan kata lain kearah manakah sistem kimia itu mempunyai kestabilan yang lebih besar. Sedangkan kinetika mempermasalahkan laju reaksi dan mekanisme reaksinya. Informasi kinetika di gunakan untuk meramalkan secara rinci mekanisme suatu reaksi yaitu langkah-langkah yanhg di tempuh pereaksi untuk menetukan hasil reaksi tertentu sesuai yang diinginkan. Disamping itu kinetika juga memberikan informasi untuk mengendalikan laju reaksi. Informasi semacam itu sangat berguna bagi para ahli sintesis senyawa kimia, sehingga hasil sintesanya memuaskan.

Selain itu, terdapat contoh lain dalam kehidupan sehari-hari tentang kinetika reaksi yaitu pembuatan sayur, terkadang dengan rasa yang pas, dan tak  jarang pula dengan rasa yang asin atau bahkan tak berasa.Tidak jauh berbeda dengan pembuatan teh, dalam proses pembuatan sayur juga harus memiliki teknik khusus agar terasa pas di lidah. Tak jarang proses tersebut dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu untuk membuktikannya kami melakukan percobaan yan berkaitan dengan kinetika reaksi dengan maksud agar kita dapat, mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi pada suatu reaksi. Maka untuk mengetahui lebih jelasnya dilakukanlah percobaan yang berjudul “KINETIKA REAKSI”.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Kinetika Reaksi
Cara menentukan reaksi yang spontan atau tidak. Dalam hal ini akan dibahas laju reaksi dan faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, dikemukakan cara tnenetrtukan laju reaksi serta besarnya pengaruh konsentrasi.Kemudian mencari persamaan laju reaksi dari data percobaarr secara grafik clan substitusi. Waktu paro juga dibahas sebagai cara lain untuk menenentukan laju reaksi yang berpereaksi tunggal. Di sini dikemukakan cara sederhana meramalkan mekanisme ciari persamaan laju reaksi. Kemudian dibahas pula pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi serta cara menghitung pengaruh tersebut. Aklrirnya disinggung pula tentang kerja katalis dalam rnempercepat reaksi serta faktor yang mernpengaruhinya.

B.Kineteka Kimia
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi lrasil reaksi. Proses itu ada yang cepat dan ada yang lambat, contohnva bensin lerbakar lebih cepat dibandingkan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat ccpal, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat, sepeti besi berkarat. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menetralkan laju reaksi dan faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepratan reaksi sesuai yang diingiinkan. Kadang-kadang kita ingin reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen. Atau dalam pabrik yang menghasilkan zat tertentu. Akan letapi kadangkala kita ingin mernperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi dikenal ada empat, yang akan dijelaskan berikut ini.
1.Sifat pereaksi
Salah salu faktor penentu laju reaksi adalah sifat pereaksinya, ada yang reaktif dan ada yang kurang reaktif, misalnya bensin lebih cepat terbakar dari pada minyak tanah. Demikian juga logam natrium bereaksi cepat dengan air, sedangkan logam magnesium lambat.
2.Konsentrasi pereaksi
Dua molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kerapatanrrya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat reaksi. Akan telapi harus diingat bahwa tidak selalu pertambahan konsentrasi pereaksi meningkatkan laju reaksi, karena laju reaksi dipengaruhi juga oleh faktor lain yang akan diterangkan pada pasal 11.
3.Suhu
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena karor yang diberikan akan menambah energi partikel pereaksi. akibatnya, jumlah dan energi tabrakan bertambah besar.
4.Katalis
Laju suatu reaksi dapat diubah.(umumnya dipercepat) dengan menambah zat yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan daram reaksi zat organik dalam organisme. Katalis daram organisme disebut enzim, dan dapat mempercepat reaksi ratusan sampai puluhan ribu kali.
Kinetika kimia adalah cabang ilmu yang mempelajari kecepatan reaksi kimia yang terjadi. Pengertian reaksi kimia digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kkimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi keseluruhan yang dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat terdiri atas bebebrapa reaksi yang berturutan, masing-masing reaksi merupakan suatu langkah reaksi pembebntukan hasil-hasil reaksi.

C.Laju Reaksi
Laju reaksi kimia didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau konsentrasi produk per satuan waktu. Ada enam faktor yang mempengaruhi laju reaksi.3
1.Sifat alami reaktan. Sifat ini adalah sifat yang paling tidak dapat dikontrol oleh ahli kimia.
2.Suhu. Secara umum, semakin tinggi suhu sistem, akan semakin cepat reaksi kimia berlangsung.
3.Kehadiran katalis. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi kimia tanpa mengubah komposisinya.
4.Konsentrasi reaktan. Secara umum, semakin tinggi konsentrasi reaktan, akan semakin cepat pula reaksinya.
5.Tekanan reaktan gas. Secara umum, semakin tinggi tekanannya, akan semakin cepat reaksinYa.
6.Wujud partikel molekul. Semakin kecil ukuran reaktan padat, semakin kecil wujud panikel molekulnya, dan akan semakin cepat reaksinya.
Laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu. Karena reaksi berlangsung kearah pembentukan hasil, maka laju reaksi adalah pengurangan jumlah pereaksi per satuan waktu atau pertambahan jumlah hasil reaksi persatuan waktu. Untuk reaksi sederhana berikut
A  +  B menjadi C
Laju rekasi dinyatakan sebagai berkurangnya konsentrasi molar zat A, sehinngga bsatuan laju reaksi yang umum adalah mol.L-1.detik-1 ( Molar / detik-1).
Laju rekasi dapat juga diterangkan melalui pengurangan zat B atau bertambahnya zat C. Hal  lain yang patut diperhatikan adalah tanda negatif yang diberikan untuk laju pengurangan pereaksi dan positif untuk pembentukan hasil reaaksi, sehingga penyataan laju reaksi dapat dituliskan sebagai :
Laju reaksi =  -  laju pengurangan zat A
Laju reaksi =  -  laju pengurangan zat B
Laju reaksi =   - laju pembentukan zat C.

Kita sudah mengenal istilah kecepatan untuk, benda-benda yang bergerak, seperti mobil, kerera api, dan sebagainya. yang disebut kecepatan adalah tempuh benda tiap satuan waktu, misalnya kecepatan mobil (v) = 60 km/jam. Dalam reaksi kimia, ridak ada benda bergerak, melainkan perubahan suatu zat menjadi zat lain, mirip dengan sebuah gilingan padi yang mengubah padi rnenjadi beras. Kecepatan gilingan padi ditentukan dari jumlah padi yang habis atau jumlah beras yang dihasilkan per satuan waktu. Untuk reaksi A menjadi B pereaksi (A) berkurang, dan pada saat yang sama hasil reaksi (B) bertambah (Gambar 2.1). Dengan demikian, laju reaksi rata-rata (r) dapat diungkapkan dari pengurangan A→B




Gambar 2.1: Perubahan konsentrasi (A) dan hasil reaksi (B) dalam reaksi
Reaksi kimia dapat dimisalkan dengan pabrik kue, yaitu mengubah bahan baku menjadi kue. Misalkan untuk satu kue diperlukan 4 butir telur darr 1 kg tepung. Untuk menentukan kecepatan produksi pabrik dapat dinyatakan dari jurnlah telur, atau banyak tepung yang habis, atau jumlah kue yang dihasilkan tiap hari. Cukup diambil salah satu, dan tidak perlu ketiganya. Laju suatu reaksi dapat diketahui dari hasll percobaan laboratorium. Suhu percobaan harus dikontrol dan dicatat karena laju dipengaruhi oleh suhu. Konsentrasi ltereaksi harus diukur sebelum dan setelah reaksi berlangsung clalanr selang waktu tenenlu, sehingga didapat nilai konsentrasi untuk berbagai waktu.

Kecepatan reaksi dalam suatu reaksi kimia menyatakan jutnlah mol zat per satuan volume yang bereaksi dala satu satuan waktu. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh sifat zat yang bereaksi, suhu reaksi, konsentrui zat, luas permukaarq dan katalisator. Menurut Duldberg dan Waage (hokum kegiatan masaa kimia), pada suhu tetap kecepatan reaksi datam suatu system homogeny berbanding langsung dengan kepekatan zat yang bereaksi. Koefisien masing-masing zat yang bereaksi dijadikan pangkat bagi tiap-tiap kepekatannya.
mA    +    nB     →    yC    +    zD
kecepatan reaksinya adalah:
v = k [A]m [B]n                        (1)
dimana
V =  kecepatan reaksi
k =  tetapan kecepatan reaksi
m dan n    =  orde reaksi
bila variabel B dibuat tetap, maka persamaan kecepatan reaksi berubah menjadi
v  =  dA/dT  =  kAm atau log v  =  log k  +  m log A        (2)
pada suhu tetap, kecepatan reaksi berubah-ubah sesuai dengan kecepatan A, sehingga apabila persamaan ini digambarkan akan diperoleh grafik sebagai berikut:

Dan grahk di atas dapat diperoleh nilai tetapan kecepatan reaksi, k, dan orde reaksi m. nilai k dan m dapat pula dihitung dari persamaan-persamaan yang dibuat berdasarkan data yang diperolah. Telah diketahui bahwa suhu tetap, kecepatan reaksi berubah-ubah sesuai perubahan kepekuan zat yang bereaksi. Sebaliknya pada kepekarln yang tetap kecepatan reaksi berubah sesaui dengan perubahan suhu (tetapan kecepatan reaksi dipengaruhi oleh suhu). Hubungan antara tetapan kecepatan reaksi dengan suhu diperlihatkan dalam persamarm Archinius sebagai berikut: 
K  = A.e-Ea/RT     atau ln k  =  ln A – Ea/RT            (3)
Dimana:
A =  tetapan archenius
Ea =  energy Aktivitas
R =  tetapan gas
T =  Suhu (0K)




Dari persamaan ini terlihat bahwa grafik ln k sebagai fungsi 1/T merupalcan garis lurus dengan intersep ln a dan gradient -Ea/R. dengan demikian nilai tetapan A dan energy aktivasi (Ea) dalam reaksi tersebut dapat ditentukan.

D.Pengaruh Konsentrasi
Pengaruh-pengaruh laju reaksi yang disebabkan oleh konsentrasi adalah sebagai berikut:
1.Persamaan laju reaksi
Laju reaksi bergantung pacla konsentrasi pereaksi pada saat itu. Bila reaksi
A             →           X
Maka
R  = -  (d[A])/dt     ∝    [A]m
Atau
R  =  k[A]m                            (4)
M disebut orde yang nilainya mungkin nol, satu, dua, tiga, atau pecahan, Persamaan 3 disebut persamaan laju reaksi dan k adalah konsta laju reaksi. Nilai k bergantung pada jenis dan suhu, artinya bila suhu berubah maka nilainya juga berubah bergantung pada jenis reaksi dan suhu, artinya bila suhu berubah maka nilainya juga berubah.

2.Kemolekulan reaksi
Jumlah molekul yang terlibat dalam suatu reaksi disebut kemolekulan reaksi. Jumlahnya ada yang satu (tunggal), dua, dan tiga, yang berturut-turut disebut unimolekular, bimolekular, dan termolekular. Ada reaksi yang kemolekulannya sama dengan ordenya, tetapi ada pula yang tidak. Yang sama disebut reaksi sederhana, sedangkan yang tidak sama disebut reaksi rumit.

E.Pengaruh Suhu
Telah umum diketahui bahwa kenaikan suhu mempercepat reaksi, sebaliknya, penurunan suhu memperlambat reaksi. Kita berpengalaman dalam memasak trasi dengan api besar lebih cepat dibandingkan dengan api kecil. Kemudian makanan (seplrti ikan) lebih awet clalam lemari es, karena penurunan suhu memperlambat pembusukan. Ditinjau dari hukum la.iu reaksi, misalnya reaksi A + B + C → Hasil, mempunyai
R =  k[A]m [B]n [C]o
Perubahan suhu mempengaruhi k, karena nilainya bergantung pada suhu dan jenis reaksi. Jika suhu dinaikkan, maka iumlah dan energi tumbukan antara molekul pereaksi bertambah.

1.Syarat terjadinya reaksi
Di samping syarat termodinarnika (yaitu ∆G ≤ 0), reaksi dapat berlangsurrg bila terjadi tumbukan langsung antara molekul pereaksi. Tun.rbukar-r itu harus memenuhi dua syarat, yaitu posisinya efektif dan energinya mencukupi.
2.Tumbukan efektif
Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu bergerak ke segala arah, danberkemungkinan besar bertumbukan satu sama lain, baik dengan molekul yang sama maupun berbeda. Tumbukan itu dapat memutuskan ikatan dalam molekul pereaksi dan kemudian membentuk ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil reaksi. Tumbukan efektif adalah keadaan molekul sedernikian rupa sehingga antara A dan A saling bertabrakan. Tumbukan tidak efektif jika yang bertabrakan adalah atom-atom yang berbeda, yaitu A dengan B. Tumbukan juga tidak efektif  bila antara molekul AB hanya persenggolarr antara dua atom. Tumbukan yang tidak efektif mirip dengan dua mobil yang hanya bersenggolan sedikit sehingga tidak rnengalami kerusakan berarti. Atau seseorang yang kena tembak ujung kupingnya sehingga tidak sampai mati, tetapi jika kena kepalanya dan mati termasuk tumbukan efektif.
3.Energi tumbukan efektif
Jika kaca dilempar dengan batu tetapi tidak pecah, berarti energi kinetik batu tidak cukup untuk memecahkan kaca. Demikiania  juga tabrakan molekul pereaksi, walaupun sudah bertabrakan langsung dengan posisi yang efektif, tetapi bila energi kurang tidak akan menimbulkan reaksi.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
             Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.Semakin tinggi suhu maka kecepatan reaksi semakin cepat dan sebaliknya semakin rendah suhu maka kecepatan reaksi semakin lambat. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat kecepatan reaksi dan sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka kecepatan reaksi semakin lambat.
2.Tetapan kecepatan reaksi dan orde reaksi sistem H2SO4 - Na2S203 dengan membandingkan hasil pengamatan kedua larutan tersebut.
 DAFTAR PUSTAKA

Goldberg. 2004. Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga
Suminar dan Petrucci. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB
Tim Dosen UIN.  2013.  Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: UIN Alauddin Makassar